
Pengertian, Jenis, Sumber, Contoh, dan Manfaat Dari Kas
Kas merujuk pada uang tunai yang tersedia dalam suatu usaha, termasuk uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah. Dalam konteks perusahaan non-bank, istilah kas juga mencakup cek, wesel, dan instrumen keuangan lainnya yang dapat dengan cepat diuangkan.
Kas memiliki beberapa definisi, antara lain:
- Sebagai tempat penyimpanan uang.
- Sebagai tempat melakukan pembayaran dan menerima uang.
- Mengacu pada aliran masuk dan keluar uang.
Dalam pengelolaan keuangan, kas memainkan peran penting sebagai sumber likuiditas dan memfasilitasi transaksi bisnis sehari-hari.
Pengelolaan kas yang efektif sangat penting dalam menjaga kesehatan keuangan perusahaan dan memastikan kelancaran operasional.
Apa itu Pengertian Kas Menurut Beberapa Sumber?
Kas merujuk pada uang tunai yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Istilah ini digunakan dalam konteks akuntansi untuk menggambarkan jumlah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin besar nilai kas, semakin besar pula jumlah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan.
Dalam dunia bisnis, jumlah kas sering digunakan sebagai indikator kinerja atau kemampuan perusahaan.
Semakin besar kas yang dimiliki, semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
Secara definisi, kas terdiri dari uang kertas bank dan uang logam yang merupakan alat pembayaran yang sah.
Namun, dalam perusahaan non-bank, istilah kas juga mencakup cek, wesel, dan surat berharga lainnya yang dapat dengan cepat diuangkan.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, kas mengacu pada tempat penyimpanan uang, tempat pembayaran dan penerimaan uang, serta aliran masuk dan keluar uang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia juga mengartikan kas sebagai tempat menyimpan uang, tempat membayar dan menerima uang, serta keluar masuknya uang.
Contoh Berbagai Jenis Kas
Kas dikelompokkan menjadi beberapa jenis untuk memudahkan pengawasan dan pemeriksaan terkait aliran uang. Berikut adalah dua jenis utama kas:
Kas Kecil (Petty Cash)
Kas kecil merupakan uang yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran dengan jumlah relatif kecil.
Biasanya, pengeluaran kecil ini tidak efisien jika dibayarkan menggunakan cek.
Dengan kas kecil, perusahaan dapat secara fleksibel membayar kebutuhan sehari-hari yang tidak memerlukan jumlah uang yang besar.
Kas di Bank
Kas di bank merujuk pada uang perusahaan yang disimpan dalam rekening bank.
Biasanya, kas di bank digunakan untuk pengeluaran dengan jumlah yang relatif besar.
Hal ini dilakukan agar transaksi aman dan efisien, mengingat jumlah uang yang signifikan. Kas di bank sering terkait dengan rekening koran perusahaan yang dikeluarkan oleh bank.
Dengan membagi kas menjadi dua jenis ini, perusahaan dapat mengelola dan mengontrol aliran uang dengan lebih baik, tergantung pada kebutuhan dan sifat pengeluaran yang harus dilakukan.
Baca Juga : Mengapa HRIS ESS (Employee Self Service) Penting dalam Perusahaan?
Sumber-Sumber Kas
Dalam sebuah perusahaan, penerimaan kas dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
Hasil Penjualan
Investasi Kas dapat diperoleh melalui penjualan investasi yang dimiliki perusahaan, seperti penjualan saham, obligasi, properti, atau aset lainnya.
Keuntungan dari penjualan ini akan menjadi sumber penerimaan kas.
Emisi Saham atau Penambahan Modal
Perusahaan dapat menghasilkan kas dengan menerbitkan saham baru atau melakukan penambahan modal oleh pemilik perusahaan.
Dalam bentuk ini, pemilik perusahaan menyediakan tambahan dana dalam bentuk kas untuk mendukung operasional perusahaan.
Penerbitan Surat Utang
Perusahaan dapat mengeluarkan surat utang, baik yang bersifat jangka pendek (seperti wesel) maupun jangka panjang (seperti obligasi, hipotek, dan lainnya).
Penerimaan kas diperoleh dari pengeluaran surat utang ini, yang kemudian diimbangi dengan penerimaan kas.
Penurunan Aset Lancar
Selain Kas Kas dapat diperoleh melalui penurunan atau pengurangan aset lancar selain kas, seperti penerimaan piutang dari pelanggan, penjualan barang secara tunai, atau sumber penerimaan lainnya.
Penerimaan Kas Lainnya
Penerimaan kas juga dapat berasal dari sumber-sumber lain, seperti pendapatan sewa, bunga atau dividen dari investasi, sumbangan atau hadiah, serta pengembalian pembayaran pajak dari periode sebelumnya.
Dengan memahami berbagai sumber penerimaan kas ini, perusahaan dapat mengelola arus kasnya dengan lebih efektif dan mengoptimalkan penggunaan dana yang dimiliki.