Rasio: Pengertian, Jenis, Rumus dan Manfaatnya

Rasio

Definisi Rasio

Rasio, dalam konteks keuangan dan akuntansi, adalah angka yang menggambarkan hubungan matematis antara dua nilai atau jumlah yang berhubungan. Rasio-rasio ini digunakan untuk menganalisis berbagai aspek keuangan suatu entitas, baik itu perusahaan, organisasi, atau individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rasio didefinisikan sebagai “hubungan taraf atau bilangan antara dua hal yang mirip; perbandingan antara berbagai gejala yang dapat dinyatakan dengan angka; nisbah.” Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan rasio sebagai “perbandingan antara dua hal yang saling berhubungan, biasanya dalam bentuk angka; rasio, umumnya, digunakan untuk mengukur peringkat atau posisi keuangan suatu perusahaan dan analisis untuk pemberian kredit; nisbah (ratio).”

Apa itu Rasio?

Rasio merupakan alat penting dalam menganalisis kondisi keuangan suatu entitas. Mereka membantu dalam menyederhanakan data keuangan yang kompleks menjadi angka-angka yang lebih mudah dipahami dan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kinerja keuangan entitas tersebut.

Mari kita lihat contoh sederhana untuk memahami konsep dasar rasio. Misalkan kita ingin mengetahui seberapa efisien suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualannya. Untuk melakukannya, kita dapat menggunakan rasio laba bersih terhadap penjualan. Cara menghitungnya adalah dengan membagi laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode dengan total penjualan selama periode yang sama. Hasilnya akan memberi kita persentase yang menunjukkan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan.

Sebagai contoh, jika perusahaan X menghasilkan laba bersih sebesar Rp5.000.000 dalam satu periode dengan total penjualan sebesar Rp10.000.000, maka rasio laba bersih terhadap penjualan adalah 50%. Ini berarti bahwa perusahaan X memperoleh laba sebesar 50% dari setiap penjualan yang mereka lakukan.

Jenis-jenis rasio di atas memiliki rumus yang berbeda-beda dalam cara penghitungannya yang masing-masing berguna untuk memudahkan analisis keuangan dan pengambilan keputusan keuangan.

Jenis-Jenis Rasio

Ada beberapa jenis rasio yang digunakan dalam analisis keuangan, masing-masing dengan fokus dan tujuan tertentu. Mari kita bahas beberapa jenis rasio yang paling umum digunakan:

Rasio Likuiditas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan. Likuiditas mengacu pada sejauh mana perusahaan dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu singkat. Rasio likuiditas pada dasarnya membandingkan aktiva lancar (aset yang bisa dengan cepat diubah menjadi uang tunai) dengan hutang lancar (kewajiban yang harus segera dibayar).

  • Rasio Lancar: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu pendek. Cara menghitungnya adalah dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar dan hasilnya dikalikan 100%. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
  • Rasio Cepat: Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu pendek tanpa mengandalkan persediaan. Cara menghitungnya adalah dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, kemudian hasilnya dibagi dengan hutang lancar dan dikalikan 100%. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
  • Rasio Kas: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu pendek dengan menggunakan kas dan aset setara kas. Cara menghitungnya adalah dengan menggabungkan jumlah kas dan aset setara kas, kemudian hasilnya dibagi dengan hutang lancar dan dikalikan 100%. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
See also  Analisis Kredit

Rasio Solvabilitas (Leverage Keuangan)

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini juga mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

  • Rasio Utang: Rasio ini mengukur seberapa besar total utang perusahaan dibandingkan dengan total aktiva. Semakin rendah persentasenya, semakin besar kepemilikan perusahaan terhadap asetnya sendiri, yang merupakan indikator kesehatan keuangan. Sebaliknya, jika persentase tinggi, perusahaan mungkin menghadapi risiko keuangan yang lebih besar.
  • Rasio Hutang dengan Pendekatan Modal: Rasio ini membandingkan total hutang dengan total modal. Jumlah hutang sebaiknya tidak melebihi jumlah modal perusahaan, karena hal ini dapat menunjukkan risiko keuangan yang tinggi. Semakin rendah rasio ini, semakin baik.

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari berbagai sumber daya yang dimilikinya. Ini mencakup berbagai aspek profitabilitas, termasuk laba bersih, laba kotor, dan laba operasional.

  • Margin Laba Bersih (Net Profit Margin): Rasio ini mengukur laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan. Semakin tinggi persentase rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan laba.
  • Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin): Rasio ini mengukur laba kotor dari penjualan. Semakin tinggi persentase rasio ini, semakin baik perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan mendapatkan keuntungan dari penjualan.
  • Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin): Rasio ini mengukur laba operasional sebelum mempertimbangkan bunga dan pajak. Semakin tinggi persentase rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam mengelola operasinya.
  • Return on Assets (ROA): Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. Semakin tinggi persentase rasio ini, semakin baik perusahaan dalam memanfaatkan asetnya.
  • Return on Investment (ROI): Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang telah dikeluarkan. Semakin tinggi persentase rasio ini, semakin baik investasi yang dilakukan perusahaan.

Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset dan sumber daya yang dimilikinya.

  • Rasio Perputaran Piutang: Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat mengumpulkan piutangnya dari pelanggan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan dalam mengelola piutangnya.
  • Rasio Perputaran Aktiva Tetap: Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan dalam memanfaatkan aset tetapnya.
  • Rasio Perputaran Persediaan: Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat menjual persediaannya. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan dalam mengelola persediaannya.
  • Rasio Perputaran Total Aktiva: Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari keseluruhan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan asetnya.
See also  Bebas Biaya Ke Atas Kapal

Rasio Pasar

Rasio pasar digunakan untuk mengukur nilai perusahaan secara relatif terhadap nilai bukunya. Ini adalah informasi yang penting bagi investor di pasar modal.

  • Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio): Rasio ini mengukur seberapa mahal saham perusahaan dibandingkan dengan laba bersih per saham. Semakin tinggi P/E ratio, semakin tinggi ekspektasi investor terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
  • Price-to-Book Ratio (P/B Ratio): Rasio ini mengukur seberapa mahal saham perusahaan dibandingkan dengan nilai bukunya. Semakin tinggi P/B ratio, semakin mahal saham perusahaan dibandingkan dengan asetnya.

Rumus Rasio

Setiap jenis rasio memiliki rumusnya sendiri yang digunakan untuk menghitungnya. Mari kita tinjau rumus-rumus dari beberapa jenis rasio yang telah dibahas:

Rasio Hutang Jangka Pendek (Rasio Likuiditas)

Rasio Lancar

Rasio Lancar = (Aktiva Lancar : Hutang Lancar) x 100%

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu yang pendek. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.

Rasio Cepat

Rasio Cepat = ((Aktiva Lancar – Persediaan) : Hutang Lancar) x 100%

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu pendek tanpa mengandalkan persediaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.

Rasio Kas:=

Rasio Kas = ((Kas + Aktiva setara kas) : Hutang Lancar) x 100%

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu pendek dengan menggunakan kas dan aset setara kas. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.

Rasio Hutang (Rasio Solvabilitas)

Rasio Utang (Debt Ratio)

Rasio Utang = (Total Utang : Total Aktiva) x 100%

Rasio ini mengukur seberapa besar total utang perusahaan dibandingkan dengan total aktiva. Semakin rendah persentasenya, semakin baik.

Rasio Hutang dengan Pendekatan Modal

Rasio Hutang dengan Pendekatan Modal = (Total Hutang : Modal) x 100%

Rasio ini membandingkan total hutang dengan total modal. Semakin rendah persentasenya, semakin baik.

Rasio Laba (Rasio Profitabilitas)

Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin Laba Bersih = (Laba Bersih setelah dipotong pajak : Penjualan)

Rasio ini mengukur laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan.

Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin Laba Kotor = (Laba Kotor : Penjualan)

Rasio ini mengukur laba kotor dari penjualan.

Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Margin Laba Operasi = (Laba sebelum pajak dan bunga : Penjualan)

Rasio ini mengukur laba operasional sebelum mempertimbangkan bunga dan pajak.

Return On Assets (ROA)

ROA = (Laba sebelum pajak dan bunga : Total Aset)

Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya.

Return On Investment (ROI)

ROI = (Laba setelah dipotong pajak : Investasi)

Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang telah dikeluarkan.

Rasio Aktivitas

Rasio Perputaran Piutang

Rasio Perputaran Piutang = (Penjualan Kredit atau Total Piutang : Rata-rata Piutang)

Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat mengumpulkan piutangnya dari pelanggan.

Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio Perputaran Aktiva Tetap = (Penjualan : Aktiva Tetap)

See also  Bank Asosiatif

Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset tetapnya untuk menghasilkan penjualan.

Rasio Perputaran Persediaan

Rasio Perputaran Persediaan = (Harga Pokok Penjualan : Persediaan)

Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat menjual persediaannya.

Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio Perputaran Total Aktiva = (Penjualan : Total Aktiva)

Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari keseluruhan aset yang dimilikinya.

Manfaat Rasio Keuangan

Menganalisis rasio keuangan memiliki banyak manfaat yang dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kinerja keuangan suatu entitas. Berikut beberapa manfaat utamanya:

  1. Mempermudah Evaluasi Keuangan: Rasio keuangan membantu dalam menyederhanakan data keuangan yang kompleks menjadi angka-angka yang lebih mudah dipahami. Ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk dengan cepat mengevaluasi kinerja keuangan entitas.
  2. Membuat Laporan Keuangan Lebih Sederhana: Rasio keuangan membantu dalam menggambarkan sejarah dan kondisi keuangan suatu entitas dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Ini memungkinkan pembuatan laporan keuangan yang lebih transparan.
  3. Mengidentifikasi Kelebihan dan Kelemahan Keuangan: Dengan menganalisis rasio keuangan, pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dalam kinerja keuangan suatu entitas. Hal ini memungkinkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi keuangan.
  4. Mengawasi Perkembangan Usaha: Rasio keuangan membantu dalam mengawasi dan memantau perkembangan usaha entitas dalam beberapa waktu tertentu. Hal ini memungkinkan manajemen dan pemegang saham untuk memantau apakah perusahaan bergerak ke arah yang diinginkan.
  5. Memberikan Gambaran Sejarah: Rasio keuangan memberikan gambaran tentang sejarah kinerja keuangan entitas. Ini membantu dalam memahami bagaimana entitas telah berkembang dari waktu ke waktu.
  6. Memberikan Informasi kepada Kreditor dan Investor: Rasio keuangan memberikan gambaran kepada kreditor atau investor tentang posisi keuangan entitas dari satu periode ke periode lainnya. Hal ini membantu investor dalam menilai potensi investasi mereka.
  7. Membantu Penentuan Pajak dan Keuntungan: Rasio keuangan dapat digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan kepada pemerintah oleh entitas atau untuk menentukan tingkat kewajaran keuntungan dalam industri tertentu.
  8. Membantu dalam Pengambilan Keputusan: Analisis rasio keuangan membantu dalam membuat pertimbangan, keputusan, dan prediksi untuk langkah kedepannya berdasarkan kinerja entitas dan prospek yang ingin dituju.

Kesimpulan

Rasio keuangan adalah alat yang sangat berguna dalam analisis keuangan. Mereka membantu dalam mengukur berbagai aspek kinerja keuangan suatu entitas, mulai dari likuiditas hingga profitabilitas. Dengan memahami jenis-jenis rasio dan cara menghitungnya, pemangku kepentingan dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang kondisi keuangan entitas dan membuat keputusan yang lebih informasional. Rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai alat perbandingan antara entitas yang berbeda untuk menilai kinerja relatif mereka dalam berbagai aspek keuangan. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang rasio keuangan sangat penting dalam manajemen keuangan dan pengambilan keputusan.

Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.

Kamus Istilah

Leave a Reply