
Jatuh Tempo
Jatuh tempo adalah istilah yang digunakan dalam dunia keuangan untuk menggambarkan tanggal di mana pemegang obligasi akan menerima pembayaran kembali pokok atau nilai nominal dari obligasi yang mereka miliki. Dalam konteks ini, jatuh tempo dapat diartikan sebagai tanggal kedaluwarsa atau tanggal jatuhnya kewajiban pembayaran oleh penerbit obligasi kepada para pemegangnya.
Dalam investasi obligasi, pemegang obligasi meminjamkan uang kepada penerbit obligasi untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga yang dibayarkan secara berkala. Obligasi memiliki masa jatuh tempo yang berbeda-beda, tergantung pada ketentuan yang ditetapkan oleh penerbit. Periode jatuh tempo obligasi dapat bervariasi mulai dari 365 hari atau setahun hingga di atas 5 tahun atau lebih.
Periode jatuh tempo yang singkat, seperti obligasi dengan jatuh tempo satu tahun, umumnya dianggap sebagai instrumen investasi jangka pendek. Obligasi dengan jatuh tempo pendek ini cocok bagi investor yang mencari tingkat likuiditas yang tinggi dan pengembalian modal yang lebih cepat. Dalam kasus obligasi dengan jatuh tempo yang lebih panjang, misalnya di atas 5 tahun, obligasi tersebut sering disebut sebagai obligasi jangka panjang.
Jatuh tempo menjadi krusial dalam aspek keuangan, karena pada saat itu pemegang obligasi dapat menerima pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Pada jatuh tempo, penerbit obligasi melakukan pembayaran balik terhadap jumlah yang sebelumnya dipinjam oleh pemegang obligasi. Pembayaran tersebut merupakan tanggung jawab penerbit obligasi sesuai dengan kesepakatan yang diatur dalam perjanjian obligasi.
Adapun pembayaran pada jatuh tempo dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah pembayaran pokok obligasi secara tunai. Dalam hal ini, penerbit obligasi membayar pemegang obligasi sejumlah pokok obligasi yang dimiliki. Pembayaran tunai ini biasanya dilakukan dalam mata uang yang ditetapkan dalam perjanjian obligasi. Sebagai contoh, jika dalam perjanjian obligasi terdapat ketentuan pembayaran dalam mata uang Rupiah, maka penerbit obligasi akan membayar pokok obligasi dalam Rupiah.
Selain pembayaran tunai, terdapat pula pembayaran pada jatuh tempo yang dilakukan dalam bentuk lain, seperti pengambilalihan. Dalam kasus ini, penerbit obligasi dapat mengambil alih aset yang digunakan sebagai jaminan atas obligasi sebagai bentuk pembayaran balik. Misalnya, jika obligasi tersebut dijamin dengan tanah atau properti lainnya, maka penerbit obligasi dapat mengambil alih aset tersebut sebagai pengganti pembayaran pokok obligasi.
Obligasi merupakan instrumen investasi yang populer di kalangan investor karena dianggap memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan saham. Dalam jatuh tempo, pemegang obligasi memiliki keuntungan mendapatkan pembayaran balik pokok obligasi. Selain itu, pemegang obligasi juga mendapatkan bunga yang dibayarkan secara berkala selama jangka waktu kepemilikan obligasi.
Dalam hal ini, perhitungan bunga dan pokok obligasi pada jatuh tempo dapat ditentukan melalui sistem pembayaran yang berbeda-beda. Terdapat beberapa sistem pembayaran yang umum digunakan dalam jatuh tempo obligasi, antara lain sistem pembayaran tunggal (bullet payment), sistem pembayaran anuitas, dan sistem pembayaran campuran.
Pada sistem pembayaran tunggal, pembayaran pokok dan bunga obligasi dilakukan secara bersamaan pada saat jatuh tempo. Artinya, pemegang obligasi akan menerima total pembayaran yang terdiri dari pokok dan bunga obligasi sekaligus. Sistem ini memberikan keuntungan bagi penerbit obligasi karena mereka dapat mengatur sumber pendanaan untuk melakukan pembayaran tunggal saat jatuh tempo.
Sistem pembayaran anuitas, di sisi lain, adalah sistem yang mengatur pembayaran pokok obligasi secara bertahap sepanjang masa jatuh tempo sementara bunga dibayarkan secara berkala. Dalam hal ini, pemegang obligasi akan menerima sejumlah pembayaran bersih yang mencakup pembayaran pokok dan bunga obligasi dalam setiap periode pembayaran. Sistem pembayaran anuitas memberikan keuntungan bagi pemegang obligasi karena mereka memperoleh pendapatan secara berkala selama masa kepemilikan obligasi.
Terakhir, sistem pembayaran campuran merupakan kombinasi antara sistem pembayaran tunggal dan anuitas. Pada sistem ini, sebagian pembayaran obligasi dilakukan pada saat jatuh tempo dalam bentuk pembayaran tunggal, sedangkan sisanya dibayarkan dalam periode serta jumlah tertentu. Dalam hal ini, pemegang obligasi akan menerima sebagian pembayaran pokok dan bunga obligasi pada saat jatuh tempo, dan sisanya akan diterima secara bertahap seiring waktu.
Dalam investasi obligasi, pemahaman tentang jatuh tempo menjadi penting bagi para pemegang obligasi. Dalam menentukan obligasi yang sesuai, pemegang obligasi perlu mempertimbangkan lamanya jatuh tempo serta sistem pembayaran yang dipilih oleh penerbit obligasi. Selain itu, pemahaman tentang jatuh tempo juga memungkinkan pemegang obligasi untuk mengatur rencana keuangan mereka dengan lebih baik, termasuk penggunaan dana yang akan diterima pada saat jatuh tempo.
Dalam kesimpulan, jatuh tempo merupakan tanggal ketika pemegang obligasi akan menerima pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan di atas 5 tahun. Jatuh tempo memainkan peran penting dalam aspek keuangan karena pada saat itu pemegang obligasi dapat menerima pembayaran balik dari penerbit obligasi. Pembayaran tersebut dapat dilakukan dalam bentuk tunai atau pengambilalihan aset. Oleh karena itu, pemahaman tentang jatuh tempo obligasi menjadi penting bagi para pemegang obligasi dalam mengatur rencana keuangan mereka.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.