
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif, Konstuktivisme, & Humanistik)
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Teori belajar behavioristik adalah salah satu teori belajar yang cukup populer di dunia pendidikan. Teori ini dikembangkan oleh B.F. Skinner dan Ivan Pavlov. Teori ini berfokus pada perubahan perilaku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam teori ini, perilaku merupakan hasil dari respons terhadap stimulus eksternal.
Salah satu konsep penting dalam teori belajar behavioristik adalah conditioning. Ada dua jenis conditioning yang penting dalam teori ini, yaitu classical conditioning dan operant conditioning. Classical conditioning adalah suatu proses pembentukan hubungan antara stimulus yang tidak berhubungan dengan respon yang telah ada sebelumnya. Contohnya adalah ketika anjing diberi makanan setiap kali bel suara, maka setelah beberapa kali pengulangan, anjing akan merespon dengan mencari makanan setiap kali mendengar bel tersebut.
Operant conditioning, di sisi lain, adalah suatu proses pembentukan hubungan antara perilaku dan konsekuensinya. Jika suatu perilaku diikuti dengan konsekuensi yang menyenangkan, maka kemungkinan perilaku tersebut akan diulang. Sebaliknya, jika suatu perilaku diikuti dengan konsekuensi yang tidak menyenangkan, maka kemungkinan perilaku tersebut akan dihentikan. Contohnya adalah ketika anak mendapatkan pujian atau hadiah setelah menyelesaikan tugas dengan baik, maka anak cenderung akan terus mengerjakan tugas dengan baik untuk mendapatkan pujian atau hadiah yang sama.
Dalam penerapan teori belajar behavioristik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, perhatian guru kepada peserta didik sangat penting. Guru perlu memperhatikan respon dan perilaku peserta didik agar dapat menentukan apakah peserta didik telah belajar atau belum. Kedua, lingkungan belajar juga perlu diperhatikan. Lingkungan yang kondusif akan membantu peserta didik dalam memperoleh stimulus yang tepat dan memberikan respon yang diharapkan. Ketiga, pembentukan tingkah laku perlu dilakukan melalui latihan dan pengulangan. Peserta didik perlu diberikan kesempatan untuk mengulangi perilaku yang diinginkan agar perilaku tersebut menjadi kebiasaan. Keempat, proses belajar mengajar perlu menggunakan stimulus dan respon. Guru perlu menyampaikan materi dengan jelas dan peserta didik perlu memberikan respon yang sesuai.
Kelebihan dari teori belajar behavioristik adalah guru dapat membentuk perilaku yang diinginkan melalui latihan dan pengulangan. Selain itu, teori ini juga dapat membantu peserta didik untuk belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan mereka. Namun, terdapat juga kekurangan dalam teori ini. Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik. Beberapa pelajaran mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih kognitif atau konstruktivistik. Selain itu, peserta didik dalam teori ini cenderung diarahkan untuk berpikir linier dan menghafal, tidak cenderung kreatif dan aktif.
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Teori belajar kognitif adalah teori yang dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori ini berfokus pada konsep-konsep kognitif yang digunakan manusia dalam membangun pengetahuannya. Menurut teori ini, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman. Hal ini berbeda dengan teori belajar behavioristik yang lebih fokus pada perubahan perilaku yang terjadi karena stimulus eksternal.
Dalam teori belajar kognitif, setiap individu memiliki struktur kognitif yang menjadi dasar pengetahuannya. Struktur kognitif ini mengacu pada cara individu mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Pengetahuan baru akan menjadi bermanfaat jika dapat beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh individu.
Peran guru dalam teori belajar kognitif adalah membantu peserta didik dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Guru perlu menyusun materi pembelajaran dengan cara yang sederhana namun kompleks. Peserta didik juga perlu diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat dan pengalaman mereka sendiri. Lingkungan belajar juga perlu kondusif agar peserta didik dapat belajar dengan maksimal.
Kelebihan dari teori belajar kognitif adalah peserta didik dapat memahami materi belajar dengan lebih baik. Mereka juga menjadi lebih mandiri dan kreatif dalam belajar. Namun, terdapat juga kekurangan dalam teori ini. Teori ini sulit diterapkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, peserta didik dalam teori ini perlu didukung oleh guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengajar.
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang melihat pembentukan pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman yang telah dilewati oleh individu. Teori ini berangkat dari gagasan bahwa manusia membangun pengetahuannya sedikit demi sedikit melalui pengalaman-pengalaman yang mereka alami. Dalam teori ini, pembelajaran bukan hanya tentang penerimaan pengetahuan yang telah ada, tetapi juga tentang pembentukan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman individu.
Teori belajar konstruktivisme berfokus pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, dan analisis fenomena sosial. Dalam teori ini, guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Mereka mengarahkan peserta didik untuk membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman, namun tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru.
Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam proses belajar mengajar membutuhkan beberapa hal. Pertama, guru perlu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeluarkan ide dan gagasan mereka sendiri. Kedua, peserta didik perlu diberikan kesempatan untuk menceritakan pengalaman mereka sendiri agar menjadi lebih kreatif dan imajinatif. Ketiga, lingkungan belajar perlu kondusif agar peserta didik dapat belajar dengan maksimal. Keempat, peserta didik perlu diberikan kesempatan untuk membuat gagasan atau ide baru.
Kelebihan dari teori belajar konstruktivisme adalah peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan dapat menemukan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya sendiri. Mereka juga dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Namun, terdapat juga kekurangan dalam teori ini. Teori ini sulit untuk dimengerti karena ruang lingkupnya yang luas. Selain itu, peserta didik yang tidak memiliki kemauan untuk mengerti potensi diri mereka mungkin akan tertinggal dalam proses pembelajaran.
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Teori belajar humanistik adalah teori yang melihat pembentukan kepribadian sebagai tujuan utama dalam pembelajaran. Dalam teori ini, guru berperan sebagai fasilitator dalam membantu peserta didik membangun kepribadian mereka. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan positif pada peserta didik dan membangun emosi positif dalam diri mereka.
Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik yang melihat motivasi sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Teori ini lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, dan analisis fenomena sosial. Guru dalam teori ini mengutamakan hasil pengajaran yang berupa kemampuan positif pada peserta didik.
Dalam penerapan teori belajar humanistik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, guru perlu menyusun dan mempersiapkan materi pembelajaran dengan baik. Kedua, guru perlu tetap santai ketika mendengar ungkapan dari peserta didik tentang perasaan yang kuat dan dalam saat pembelajaran. Ketiga, guru perlu memberikan perhatian kepada peserta didik dan menciptakan suasana kelas yang kondusif. Keempat, guru perlu mengenali dan menerima kelemahan pada diri mereka sendiri. Kelima, guru perlu mengetahui keinginan dari setiap peserta didik sehingga dapat memotivasi mereka dengan tepat.
Kelebihan dari teori belajar humanistik adalah peserta didik merasa senang dalam pembelajaran dan terjadi perubahan tingkah laku dan pola pikir bukan karena paksaan. Teori ini juga dapat membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak terikat pada pendapat orang lain. Namun, terdapat juga kekurangan dalam teori ini. Kekurangan utamanya adalah ketika peserta didik tidak memiliki kemauan untuk memahami potensi diri mereka dan tidak mengambil kesempatan dalam proses pembelajaran.
Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, terdapat empat teori belajar yang sering digunakan, yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan teori belajar humanistik. Setiap teori memiliki konsep dan pendekatan yang berbeda dalam membantu proses pembelajaran. Pemilihan teori yang tepat akan membantu guru dalam mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dalam penerapan teori-teori belajar ini, perhatian guru kepada peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, dan pembentukan perilaku dan kepribadian yang positif menjadi faktor yang paling penting. Dengan memahami dan mengimplementasikan teori belajar secara tepat, proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan hasilnya akan berdampak positif bagi peserta didik.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.