Obsesi: Pengertian, Tanda-Tanda, dan Cara Mengatasinya


Pengertian dan Tanda-Tanda Obsesi dalam Percintaan

Pengertian Obsesi

Obsesi dalam percintaan dapat diartikan sebagai ide atau perasaan yang sangat merasuki pikiran seseorang terhadap orang yang mereka cintai. Obsesi ini terjadi ketika seseorang sangat terfokus pada satu orang dan menjadi terobsesi untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tersebut. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, obsesi didefinisikan sebagai suatu ide atau perasaan yang sangat mendominasi pikiran seseorang.

Biasanya, seseorang yang mengalami obsesi dalam percintaan akan merasa terus-menerus memikirkan orang tersebut, bahkan sampai mengabaikan kegiatan dan tanggung jawab sehari-hari. Obsesi ini dapat membuat seseorang menjadi terlalu tergantung pada orang yang mereka cintai dan merasa sulit untuk melepaskan hubungan tersebut.

Obsesi dalam percintaan dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, obsesi yang berlebihan dapat menjadi tidak sehat dan mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda obsesi dan melakukan langkah-langkah untuk mengatasi obsesi ini.

Tanda-Tanda Obsesi dalam Percintaan

Tanda-tanda obsesi dalam percintaan dapat bervariasi tergantung pada individu dan situasi yang dialami. Namun, ada beberapa tanda yang umum terjadi pada orang yang mengalami obsesi dalam percintaan. Berikut adalah beberapa tanda-tanda obsesi yang dapat diidentifikasi:

1. Menyembunyikan Rasa Tidak Aman

Salah satu tanda obsesi dalam percintaan adalah menyembunyikan rasa tidak aman dengan menindas orang yang dicintai secara keras. Orang yang mengalami obsesi seringkali memiliki masalah harga diri yang rendah dan berusaha untuk memvalidasi diri dengan mendapatkan perhatian dari orang yang mereka cintai. Mereka cenderung menggunakan keberadaan orang tersebut sebagai cara untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.

Namun, tindakan ini sebenarnya tidak sehat dan tidak baik untuk kedua belah pihak. Menyembunyikan rasa tidak aman dengan menindas orang yang dicintai hanya akan menciptakan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam hubungan. Penting untuk mengatasi rasa tidak aman tersebut dengan cara yang lebih sehat, misalnya dengan meningkatkan rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.

2. Hanya Peduli dengan Kualitas Luar

Orang yang terobsesi dalam percintaan seringkali terlalu terfokus pada kualitas luar dari orang yang mereka cintai. Mereka lebih tertarik dengan penampilan fisik dan kepribadian luarnya daripada memperhatikan kepribadian dan nilai-nilai yang sebenarnya. Ketika masa berbunga-bunga berakhir dan kekurangan serta pertengkaran kecil muncul, orang yang terobsesi ini tidak dapat menghadapi kepribadian asli dari orang yang mereka cintai.

Mereka lebih cenderung terobsesi dengan kepribadian luarnya saja dan tidak mampu melihat sisi lain dari orang tersebut. Hal ini dapat menjadi sangat merepotkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, sebab mereka kehilangan kendali dan fokus atas hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengenal orang yang kita cintai baik dari segi luar maupun dalam, agar kita dapat memahami dan menerima mereka dengan kepribadian dan kekurangan mereka.

3. Menghindari Teman-Teman

Seseorang yang terobsesi dalam percintaan cenderung menghindari teman-teman atau orang terdekat mereka. Mereka akan lebih memprioritaskan orang yang mereka cintai daripada siapapun, yang mengakibatkan mereka menjauh dari lingkaran pertemanan. Mereka akan lebih memilih menghabiskan waktu bersama orang yang mereka obsesikan, meskipun orang tersebut mungkin tidak melakukan hal yang sama.

Mereka juga mungkin akan membatalkan acara hangout bersama teman dengan harapan orang yang mereka obsesikan akan menelepon atau mengajak mereka pergi. Hal ini dapat membuat mereka menjadi terisolasi dan kehilangan hubungan dengan teman-teman mereka. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga hubungan dengan teman-teman dan membagi waktu dengan baik antara hubungan romantis dan pertemanan.

4. Menerima Semua Rencana di Menit-Menit Terakhir

Orang yang terobsesi dalam percintaan cenderung menerima semua rencana dan keputusan yang dibuat oleh orang yang mereka cintai, bahkan jika hal tersebut mengorbankan rencana mereka sendiri. Mereka akan selalu siap untuk menerima undangan atau ajakan pada saat-saat terakhir dengan meninggalkan teman-teman atau membatalkan acara lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan identitas dan kebebasan dalam mengambil keputusan. Mereka menjadi terlalu tergantung pada orang yang mereka cintai dan kehilangan kontrol atas hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga kebebasan dan identitas diri dalam hubungan, serta tidak mengorbankan rencana dan keputusan kita sendiri hanya untuk memenuhi keinginan orang yang kita cintai.

See also  Resensi Buku Rahasia Magnet Rezeki

5. Tidak Pernah Marah Padanya

Orang yang terobsesi dalam percintaan cenderung tidak pernah marah pada orang yang mereka cintai, bahkan ketika mereka merasa tidak puas atau tersakiti. Mereka akan dengan takut meluapkan emosi mereka, karena takut orang yang mereka cintai akan sangat kesal dan meninggalkan mereka.

Obsesi yang berlebihan ini membuat mereka lebih suka menyembunyikan emosi dan tidak mengungkapkan ketidakpuasan atau kekhawatiran mereka pada orang yang mereka cintai. Hal ini sebenarnya tidak sehat dan tidak direkomendasikan, karena menahan perasaan hanya akan menyebabkan akumulasi kebencian yang parah di kemudian hari. Penting untuk belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang baik dan sehat, serta tidak takut untuk menyatakan ketidakpuasan atau kekhawatiran kepada pasangan kita.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Obsesi Romantis

Obsesi dalam percintaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor psikologis maupun faktor lingkungan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi obsesi romantis antara lain:

1. Internet

Keberadaan internet telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Internet juga dapat mempengaruhi cara kita memandang orang yang menarik minat kita. Sebuah studi yang dilakukan di Universitas St. Andrews menemukan bahwa wanita yang menghabiskan banyak waktu menggunakan internet lebih cenderung menganggap pria yang tampak fisik maskulin lebih menarik daripada pria yang tampak kurang maskulin.

Di sisi lain, laki-laki yang hobi menjelajahi dunia yang menganggap wanita dengan karakteristik fisik feminin dan ramping lebih menarik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan internet dapat mempengaruhi persepsi kita tentang kecantikan dan atraksi fisik seseorang. Oleh karena itu, penting untuk tetap kritis dan tidak terlalu tergantung pada standar kecantikan yang ditampilkan di internet.

2. Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi dapat mempengaruhi hormon dan emosi seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi cenderung memiliki perubahan hormon yang dapat mempengaruhi minat mereka pada lawan jenis. Beberapa wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi bahkan kehilangan hasrat dan ketertarikan kepada pasangan mereka setelah berhenti mengonsumsinya.

Hal ini menunjukkan bahwa pil kontrasepsi dapat mempengaruhi persepsi kita tentang kecantikan dan atraksi seseorang. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami perubahan minat atau ketertarikan setelah mengonsumsi pil kontrasepsi, penting untuk mempertimbangkan efek tersebut dan berkomunikasi dengan pasangan tentang perubahan tersebut.

3. Aroma-Aroma Tertentu

Aroma tertentu, seperti aroma bunga ylang-ylang, melati, dan lavender dikatakan dapat membangkitkan gairah seksual seseorang. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa aroma bunga lavender dan aroma pai labu, ketika dihirup bersamaan, dapat meningkatkan gairah seksual seseorang.

Meskipun penelitian ini masih perlu diteliti lebih lanjut, namun hal ini menunjukkan bahwa aroma dapat mempengaruhi persepsi kita dan menghasilkan reaksi fisik tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengenali pengaruh aroma terhadap diri kita sendiri dan pasangan kita.

4. Hubungan Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Perbedaan tujuan dalam hubungan, seperti hubungan jangka panjang dan jangka pendek, juga dapat mempengaruhi persepsi kita tentang pasangan. Penelitian menunjukkan bahwa saat mencari hubungan jangka pendek atau selingan, kita lebih cenderung tertarik pada orang dengan fisik yang menarik dan menonjol.

Namun, saat mencari hubungan jangka panjang, kita cenderung lebih mengutamakan kualitas kepribadian dan kecocokan nilai-nilai dalam memilih pasangan. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dan harapan kita dalam hubungan dapat mempengaruhi persepsi kita tentang pasangan.

5. Takut Kesepian

Takut kesepian juga dapat mempengaruhi persepsi kita tentang pasangan. Sebuah studi menunjukkan bahwa ketika seseorang dihadapkan dengan risiko kesepian seumur hidup, mereka cenderung menurunkan standar mereka dalam mencari pasangan. Ketika seseorang merasa takut akan kesepian, mereka lebih cenderung untuk menerima pasangan yang mungkin tidak memenuhi kriteria mereka secara keseluruhan.

See also  Apakah TV Digital Perlu Antena?

Namun, penting untuk mencatat bahwa menurunkan standar hanya untuk menghindari kesepian bukanlah solusi yang baik dalam mencari hubungan yang sehat dan bahagia. Penting untuk tetap memiliki standar yang sehat dan memprioritaskan kualitas hubungan daripada menjalin hubungan yang tidak membawa kebahagiaan.

6. Kebiasaan

Kebiasaan dalam berinteraksi dengan seseorang juga dapat mempengaruhi persepsi kita tentang mereka. Studi menunjukkan bahwa ketika kita berinteraksi dengan seseorang secara intens dari waktu ke waktu, kita lebih cenderung tertarik dan terobsesi terhadap mereka, bahkan jika mereka tidak memenuhi kriteria kita secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan dalam berinteraksi dengan seseorang dapat mempengaruhi tingkat ketertarikan kita terhadap mereka.

Oleh karena itu, penting untuk tidak terlalu tergantung pada kebiasaan dalam hubungan dan tetap membuka diri untuk mengeksplorasi hubungan dengan orang-orang baru. Memiliki keberagaman dalam hubungan dapat membantu melihat dan menghargai kelebihan dan keunikan orang lain.

Gangguan Cinta Obsesif dan Cara Mengatasinya

Gangguan cinta obsesif atau obsessive love disorder adalah kondisi di mana seseorang mengalami obsesi yang berlebihan terhadap satu orang yang mereka cintai. Obsesi tersebut membuat mereka merasa perlu melindungi dan mengendalikan orang yang dicintai secara obsesif. Gangguan cinta obsesif belum memiliki klasifikasi medis atau psikologis tersendiri, namun kondisi ini sering kali menyertai jenis penyakit mental lainnya.

Beberapa gejala yang dapat muncul pada gangguan cinta obsesif antara lain:
1. Merasa tertarik luar biasa pada orang yang dicintai.
2. Memiliki pikiran yang terus-menerus tentang orang tersebut.
3. Merasa perlu untuk melindungi orang yang dicintai secara obsesif.
4. Melakukan tindakan posesif dan memiliki pikiran yang dominan.
5. Merasakan kecemburuan yang ekstrem ketika orang yang dicintai berinteraksi dengan orang lain.
6. Memiliki tingkat percaya diri yang rendah.
7. Mengirim pesan, email, dan panggilan telepon berulang kali kepada orang yang mereka cintai.
8. Membutuhkan kepastian dan konfirmasi dari orang yang mereka minati.
9. Menghindari hubungan dengan teman dan keluarga karena obsesi terhadap satu orang.
10. Memantau tindakan dan kegiatan orang yang mereka cintai.
11. Mengendalikan pergerakan dan aktivitas orang yang mereka cintai.
12. Mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan atau mempertahankan hubungan dengan keluarga karena obsesi mereka.

Cara mengatasi gangguan cinta obsesif antara lain:
1. Menyadari bahwa obsesi tersebut tidak sehat dan mencari bantuan profesional. Gangguan cinta obsesif sering kali merupakan gejala dari penyakit mental yang mendasari, seperti gangguan kepribadian ambang atau gangguan kecemasan.
2. Mencoba mencari tahu penyebab dari obsesi tersebut. Mengidentifikasi faktor pemicu dan memahami alasan di balik obsesi dapat membantu seseorang dalam mengatasinya.
3. Mengurangi kontak dengan orang yang mereka obsesikan. Mengambil jarak dari orang yang mereka obsesikan dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk terus memikirkan mereka.
4. Menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Mengalihkan perhatian pada kegiatan yang membuat bahagia dan meningkatkan kualitas hidup dapat membantu mengurangi obsesi pada seseorang.
5. Membangun hubungan dan bersosialisasi dengan orang lain. Terlibat dalam kegiatan sosial dan menjalin hubungan dengan orang lain dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu orang.
6. Menjaga kesehatan fisik dan mental. Berusaha menjaga kesehatan fisik dan mental dapat membantu mengurangi gejala-gejala obsesi dan meningkatkan kualitas hidup.
7. Belajar mengenali dan mengelola emosi dengan baik. Mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi dengan sehat dapat membantu seseorang dalam mengatasi obsesi dan memperbaiki hubungan dengan orang lain.

Tips Berhenti Terobsesi Pada Seseorang

Terobsesi pada seseorang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan menghalangi seseorang untuk berkembang dan mencapai kebahagiaan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu seseorang untuk berhenti terobsesi pada seseorang:

1. Mengakui Perasaan dan Mengungkapkannya

Langkah pertama dalam mengatasi obsesi pada seseorang adalah dengan mengakui perasaan yang dimiliki dan berani untuk mengungkapkannya kepada orang yang bersangkutan. Mengungkapkan perasaan dapat membantu seseorang dalam mengatasi rasa tertekan dan mengurangi kecemasan yang mungkin dirasakan.

Namun, penting untuk diingat bahwa mengungkapkan perasaan tidak berarti bahwa orang tersebut harus membalas perasaan yang kita miliki. Mengakui dan mengungkapkan perasaan adalah langkah awal yang dapat membantu seseorang dalam memahami diri mereka sendiri dan mengatasi obsesi yang dimiliki.

See also  10 Quotes dari Novel tentang Kisah Persahabatan Sejati

2. Fokus Pada Diri Sendiri

Seringkali, ketika seseorang terobsesi pada seseorang, mereka cenderung mengabaikan kebutuhan dan kebahagiaan mereka sendiri. Mereka terlalu terfokus pada orang yang mereka obsesikan dan mengabaikan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengubah fokus dan mulai memperhatikan diri sendiri.

Mulailah untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia dan merasa baik tentang diri Anda. Ini mungkin termasuk mengembangkan hobi baru, menjalin hubungan dengan teman-teman, atau merawat diri sendiri dengan kegiatan yang Anda nikmati. Dengan memfokuskan diri pada diri sendiri, Anda dapat mengurangi ketergantungan pada seseorang dan merasa lebih mandiri.

3. Tetap Berhubungan dengan Teman dan Keluarga

Orang yang terobsesi cenderung mengisolasi diri dari orang-orang terdekat mereka, termasuk teman dan keluarga, karena mereka lebih memilih menghabiskan waktu dengan orang yang mereka obsesikan. Penting untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, karena mereka dapat menjadi dukungan dan sumber kebahagiaan dalam hidup Anda.

Terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bertemu dengan teman-teman atau mengikuti acara keluarga, dapat membantu mengalihkan perhatian dari obsesi dan menciptakan keseimbangan dalam hidup Anda.

4. Mengenal Diri Sendiri

Mengenal diri sendiri adalah langkah penting dalam mengatasi obsesi. Melalui pengenalan diri, Anda dapat memahami kebutuhan dan nilai-nilai Anda sendiri. Anda juga dapat mengenali pola pikir dan pola perilaku yang mungkin memicu obsesi pada seseorang.

Dengan mengenal diri sendiri, Anda dapat mengatur tujuan dan harapan yang realistis dalam hubungan dan hidup Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk tidak terlalu terobsesi pada seseorang dan dapat menjaga keseimbangan dalam hidup Anda.

5. Belajar Mengatur Emosi

Mengatur emosi adalah keterampilan penting dalam mengatasi obsesi pada seseorang. Obsesi sering kali dipicu oleh emosi yang kuat, seperti kecemburuan, rasa tidak aman, atau rasa takut kehilangan.

Dalam mengatasi obsesi, penting untuk belajar mengidentifikasi dan mengelola emosi dengan baik. Carilah cara untuk menenangkan diri dan melibatkan diri dalam kegiatan yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, seperti berolahraga, meditasi, atau menulis jurnal.

Melakukan aktivitas-aktivitas ini dapat membantu Anda mengatur emosi dengan lebih efektif dan mengurangi kecenderungan obsesi pada seseorang.

6. Konsultasikan dengan Ahli Terkait

Jika obsesi Anda terhadap seseorang mengganggu kehidupan sehari-hari dan sulit untuk diatasi sendiri, penting untuk mencari bantuan dari ahli terkait, seperti psikolog atau terapis. Mereka dapat membantu Anda dalam mengidentifikasi dan mengatasi akar masalah dari obsesi tersebut, serta memberikan dukungan dan strategi yang efektif dalam mengatasi obsesi.

Mendapatkan bantuan dari ahli terkait dapat membantu Anda memahami diri sendiri dan memperoleh alat dan teknik yang diperlukan untuk mengatasi obsesi dan menjalani hidup dengan lebih sehat dan bahagia.

Kesimpulan

Obsesi dalam percintaan adalah perasaan yang sangat merasuki pikiran dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Tanda-tanda obsesi dapat bervariasi tergantung pada individu dan situasi yang dialami. Faktor-faktor seperti internet, pil kontrasepsi, aroma tertentu, hubungan jangka panjang dan jangka pendek, takut kesepian, dan kebiasaan dapat mempengaruhi obsesi romantis seseorang.

Gangguan cinta obsesif adalah kondisi di mana seseorang mengalami obsesi yang berlebihan terhadap satu orang yang mereka cintai. Gangguan ini sering kali menyertai jenis penyakit mental lainnya dan membutuhkan penanganan profesional.

Untuk mengatasi obsesi pada seseorang, penting untuk mengakui perasaan, fokus pada diri sendiri, tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, mengenal diri sendiri. Belajar mengatur emosi, dan konsultasikan dengan ahli terkait jika diperlukan.

Dengan mengenali tanda-tanda obsesi dan mengambil langkah-langkah yang tepat, seseorang dapat mengatasi obsesi dan menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.


Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.

Tahukah Anda?

Leave a Reply