
Jenis Jerawat: Bentuk, Faktor Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Jerawat?
Jerawat adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan adanya komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), bintil (papula atau nodul), atau bintil bernanah pada permukaan kulit. Peradangan ini biasanya berwarna kemerahan dan berlemak. Jerawat biasanya muncul pada masa pubertas remaja dan dapat mempengaruhi penampilan dan rasa percaya diri seseorang. Meskipun demikian, jerawat juga dapat muncul pada usia dewasa.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), jerawat adalah kelainan yang berupa peradangan pada lapisan pilosebaseus atau folikel rambut. Jerawat dapat muncul di berbagai bagian kulit seperti wajah, leher, dada, telinga, dan punggung. Jerawat juga bisa berupa komedo tertutup, komedo terbuka, papula, pustula, atau nodul.
Jerawat dapat mengakibatkan perubahan pada wajah seperti bengkak, bernanah, benjol, dan rasa sakit. Penting untuk tidak menggaruk atau memencet jerawat, karena hal tersebut dapat menyebabkan infeksi dan bekas luka yang sulit dihilangkan. Usia remaja bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi munculnya jerawat. Faktor lainnya termasuk produksi minyak berlebihan, perubahan hormon, kotoran, makanan tertentu, dan faktor genetik.
Apa Saja Jenis Jerawat?
Jerawat memiliki beragam jenis yang masing-masing memiliki bentuk dan gejala yang berbeda. Beberapa jenis jerawat yang umum ditemukan adalah komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustula, nodul, dan jerawat cystic.
Komedo tertutup atau whitehead adalah jerawat yang berbentuk tonjolan putih kekuningan. Komedo tertutup terbentuk akibat penumpukan sebum dan bakteri di folikel kulit dan tidak dapat keluar. Sementara itu, komedo terbuka atau blackhead adalah komedo yang berbentuk bintik hitam akibat oksidasi sebum yang terbuka.
Papula adalah jerawat berbentuk bintik kecil dengan corak merah. Papula disebabkan oleh penimbunan sel kulit mati yang terserang oleh bakteri acne. Pustula adalah jenis jerawat yang berbentuk benjolan merah dengan titik putih atau kuning dan mengandung sel darah putih. Nodul adalah benjolan keras dan besar yang berada di bawah kulit. Jerawat cystic adalah jerawat yang berbentuk bisul akibat penimbunan racun di dalam tubuh.
Selain itu, jerawat juga dapat dibedakan berdasarkan letaknya. Beberapa jenis jerawat berdasarkan letaknya adalah acne vulgaris, acne rosacea, acne inversa, back acne, dan acne conglobata. Acne vulgaris adalah jerawat yang muncul terutama pada kulit wajah dan punggung. Acne rosacea adalah jerawat yang muncul pada bagian tengah wajah. Acne inversa adalah jerawat yang muncul di sekitar punggung dan pinggul. Back acne adalah jerawat yang muncul di bagian punggung. Acne conglobata adalah jerawat kronis yang terdiri dari benjolan dan nodul.
Bagaimana Tahap Terjadinya Jerawat?
Tahap terjadinya jerawat melibatkan penumpukan sel kulit mati, pembentukan komedo, peradangan jerawat, dan kemungkinan terbentuknya bekas luka. Tahap-tahap ini dapat terjadi dalam waktu yang berbeda-beda untuk setiap individu.
Tahap pertama adalah penumpukan sel kulit mati. Sel kulit mati yang tidak terkelupas dengan baik dapat menyumbat pori-pori kulit dan memicu munculnya jerawat. Penumpukan sel kulit mati ini biasanya disebabkan oleh kurangnya perawatan kebersihan kulit.
Tahap kedua adalah pembentukan komedo. Komedo adalah penyumbatan pori-pori kulit akibat penumpukan minyak dan sel kulit mati. Komedo dapat berupa komedo tertutup (whitehead) atau komedo terbuka (blackhead), tergantung apakah pori-pori kulit terbuka atau tertutup.
Tahap berikutnya adalah peradangan jerawat. Jika komedo terinfeksi oleh bakteri acne, maka akan terjadi peradangan pada kulit yang ditandai dengan munculnya bintil merah (papula) atau bintil berisi nanah (pustula). Peradangan jerawat dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan pembentukan bekas luka.
Tahap terakhir adalah kemungkinan terbentuknya bekas luka. Jika jerawat tidak diobati dengan baik atau tidak ditangani dengan benar, maka jerawat dapat meninggalkan bekas luka atau bopeng pada kulit.
Faktor Apa Saja yang Menyebabkan Terjadinya Jerawat?
Terjadinya jerawat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya jerawat antara lain:
1. Produksi Minyak Berlebihan
Jerawat sering kali muncul pada kulit yang memiliki produksi minyak berlebihan. Produksi minyak yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori kulit dan memicu timbulnya jerawat.
2. Perubahan Hormon
Perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas, menstruasi, kehamilan, atau menyusui dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak pada kulit dan memicu timbulnya jerawat.
3. Kotoran dan Bakteri
Kulit yang tidak bersih atau sering terpapar oleh kotoran dan bakteri dapat menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit dan peradangan jerawat.
4. Kosmetik yang Tidak Sesuai
Penggunaan kosmetik atau produk perawatan kulit yang tidak cocok dengan jenis kulit dapat menyebabkan iritasi dan penyumbatan pori-pori kulit yang dapat memicu timbulnya jerawat.
5. Faktor Genetik
Kecenderungan untuk mengalami jerawat juga dapat diturunkan dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki jerawat, kemungkinan anaknya juga akan mengalami jerawat.
6. Stres
Stres dapat memicu perubahan hormon dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan memicu timbulnya jerawat.
7. Pola Makan yang Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan karbohidrat olahan dapat memicu peradangan dalam tubuh dan mempengaruhi kesehatan kulit.
8. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid atau kontrasepsi hormonal, dapat mempengaruhi produksi minyak kulit dan memicu timbulnya jerawat.
Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat?
Untuk mengatasi dan mencegah munculnya jerawat, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi dan mencegah jerawat:
1. Membersihkan Wajah Secara Teratur
Rajin membersihkan wajah dua kali sehari dengan pembersih wajah yang sesuai dengan jenis kulit. Gunakan pembersih yang lembut dan bebas dari bahan iritasi.
2. Menggunakan Produk Perawatan Kulit yang Sesuai
Pilih produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit, terutama untuk pembersih wajah, pelembap, dan produk lainnya. Hindari produk yang mengandung bahan iritasi seperti pewarna dan parfum yang kuat.
3. Menerapkan Pola Makan Sehat
Konsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Hindari makanan tinggi lemak, gula, dan karbohidrat olahan. Minumlah air yang cukup setiap hari untuk menjaga kelembapan kulit.
4. Hindari Memencet Jerawat
Tidak memencet atau menggaruk jerawat dengan tangan yang tidak bersih, karena hal tersebut dapat menyebabkan peradangan dan penyebaran bakteri yang dapat memperparah jerawat.
5. Gunakan Produk Kosmetik Non-Komedogenik
Pilihlah produk kosmetik yang tidak menyumbat pori-pori kulit (non-komedogenik) dan bebas minyak. Hindari penggunaan make-up berlebihan dan pastikan untuk membersihkan make-up sebelum tidur.
6. Hindari Stres
Cobalah mengelola stres dengan cara-cara yang sehat seperti meditasi, olahraga, atau berbicara dengan teman atau keluarga. Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
7. Konsultasikan dengan Dokter Kulit
Jika jerawat tidak kunjung membaik atau terjadi peradangan yang parah, segera konsultasikan dengan dokter kulit. Dokter kulit dapat memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi kulit dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat.
Mengatasi dan mencegah jerawat membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Penting untuk tetap menjaga kebersihan kulit, menerapkan pola hidup sehat, dan menggunakan produk perawatan kulit yang tepat. Jika jerawat tidak kunjung membaik atau terjadi infeksi yang serius, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.