
Pengertian Ghosting & Dampaknya Buat Kamu dan Dia?
Pengertian Ghosting
Ghosting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang secara tiba-tiba menghilang dari kehidupan orang lain tanpa ada penjelasan atau pamit. Istilah ini berasal dari Bahasa Inggris yang artinya “menghilang seperti hantu”. Ketika seseorang melakukan ghosting, mereka menghindari semua bentuk komunikasi dan secara total menghilang dari kehidupan orang lain.
Ghosting sering kali terjadi dalam hubungan romantis atau percintaan, tetapi juga dapat terjadi dalam hubungan persahabatan, kerja, bisnis, tugas kelompok, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Ghosting bisa sangat menyakitkan bagi korban, karena mereka ditinggal begitu saja tanpa ada penjelasan atau kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Dalam konteks percintaan, ghosting sering kali terjadi ketika dua orang baru saling mengenal dan saling memperhatikan. Pada awalnya, segalanya terlihat indah dan proses pendekatan berjalan dengan baik. Namun, secara tiba-tiba, salah satu pihak memutuskan untuk menghilang dan tidak lagi berkomunikasi dengan alasan yang tidak jelas.
Hal ini dapat membuat korban merasa kecewa, bingung, dan terkadang meragukan diri mereka sendiri. Mereka mungkin bertanya-tanya mengapa hal itu terjadi, apa yang telah mereka lakukan salah, atau apakah mereka tidak cukup berharga bagi orang lain. Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan rasa sakit emosional yang dalam dan sulit untuk sembuh.
Penyebab Melakukan Ghosting
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan ghosting, di antaranya:
1. Tidak Ingin Menyakiti Perasaan
Salah satu alasan umum mengapa seseorang melakukan ghosting adalah mereka tidak ingin menyakiti perasaan orang lain. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengungkapkan ketidaknyamanan atau ketidaktertarikan mereka secara langsung, sehingga mereka memutuskan untuk menghilang tanpa penjelasan.
Mereka berpikir bahwa dengan menghindari konfrontasi dan penghentian hubungan secara tiba-tiba, mereka dapat melindungi perasaan orang lain. Namun, pada kenyataannya, ghosting cenderung menyebabkan lebih banyak rasa sakit dan ketidakpastian bagi korban daripada jika mereka diberikan penjelasan yang jelas.
2. Tidak Dapat Mengomunikasikan Keinginan untuk Mengakhiri Hubungan
Beberapa orang mungkin tidak memiliki keahlian atau keterampilan yang cukup untuk mengomunikasikan keinginan mereka untuk mengakhiri hubungan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas atau takut menghadapi kemarahan atau penolakan dari orang lain.
Sebagai gantinya, mereka memilih untuk menghilang tanpa ada penjelasan atau pembicaraan lebih lanjut. Meskipun ini bisa membuat mereka terbebas dari ketidaknyamanan situasi, tetapi ini juga bisa menyebabkan rasa sakit dan ketidakpastian bagi korban.
3. Tidak Ingin Menjalin Komitmen yang Serius
Ghosting juga bisa terjadi ketika seseorang tidak berkomitmen untuk menjalin hubungan yang serius. Mereka mungkin menikmati hubungan yang ringan dan tanpa beban, tetapi ketika ada tanda-tanda untuk melangkah lebih jauh, mereka memilih untuk menghilang.
Mereka mungkin tidak siap untuk mengambil tanggung jawab yang datang dengan hubungan yang serius, atau mungkin mereka hanya mencari kesenangan sementara tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Ini bisa sangat menyakitkan bagi korban yang berharap untuk mengembangkan hubungan yang lebih dalam.
4. Tidak Nyaman dengan Kondisi yang Sedang Dialami
Seseorang yang mengalami tekanan atau menghadapi suatu masalah dalam hidup mereka mungkin cenderung melakukan ghosting sebagai cara untuk menghindari menyampaikan masalah mereka kepada orang lain. Mereka mungkin tidak ingin membebani orang lain dengan masalah mereka atau merasa bahwa mereka tidak cocok bagi orang lain dalam kondisi seperti itu.
Dalam beberapa kasus, mereka mungkin juga tidak ingin ditolong atau dibantu oleh orang lain dalam menghadapi masalah mereka sendiri. Hal ini bisa membuat korban ghosting merasa tidak dihargai atau tidak penting dalam kehidupan orang lain.
5. Menemukan Orang Lain yang Lebih Menarik
Salah satu alasan yang paling menyakitkan untuk ghosting adalah karena orang tersebut menemukan orang lain yang lebih menarik atau menarik perhatian mereka. Mereka mungkin telah terlibat dengan orang lain selama Anda masih bersama, atau mereka mungkin telah menemukan seseorang yang mereka pikir lebih baik cocok untuk mereka.
Hal ini bisa menjadikan korban merasa tidak berharga atau tidak cukup baik bagi orang lain. Namun, penting untuk diingat bahwa ini adalah masalah individu mereka dan bukan karena Anda tidak berharga. Setiap orang memiliki preferensi dan keinginan yang berbeda dalam hubungan.
6. Tidak Bisa Mengungkapkan dengan Kata-kata
Terkadang, seseorang mungkin merasa bahwa kata-kata tidak bisa mengungkapkan perasaan atau keinginan mereka dengan tepat. Mungkin mereka merasa bahwa situasi atau keadaan telah memberikan cukup banyak petunjuk tentang ketidakcocokan atau ketidaknyamanan dalam hubungan.
Mereka mungkin merasa bahwa dengan menghilang tanpa penjelasan, mereka memberikan sinyal yang cukup jelas bahwa hubungan ini tidak bisa dilanjutkan. Meskipun ini bisa menyebabkan penderitaan bagi korban, tetapi beberapa orang merasa ini adalah satu-satunya cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka.
7. Gangguan Psikologis
Dalam beberapa kasus, perilaku ghosting mungkin disebabkan oleh gangguan psikologis atau kondisi mental tertentu. Seseorang dengan gangguan kepribadian tertentu atau masalah kejiwaan mungkin memiliki pola perilaku yang tidak stabil dan sering melakukan ghosting tanpa alasan yang jelas.
Ini bisa sangat merugikan bagi korban ghosting, karena mereka mungkin merasa sangat terluka atau ditinggalkan tanpa adanya penjelasan yang masuk akal. Bagi orang-orang dengan gangguan psikologis, penting untuk mendapatkan bantuan profesional untuk menghadapi masalah ini dan menghindari melukai orang lain.
Dampak yang Dirasakan oleh Korban Ghosting
Ghosting dapat memiliki dampak emosional yang signifikan pada korban. Beberapa dampak yang biasanya dirasakan oleh korban ghosting adalah sebagai berikut:
1. Sakit Hati yang Dalam
Diambil dari sini ya: Salah satu dampak paling umum dari ghosting adalah perasaan sakit hati yang mendalam. Ketika seseorang yang kita sayangi tiba-tiba menghilang tanpa penjelasan atau pamit, itu dapat meninggalkan luka emosional yang dalam di hati kita.
Korban ghosting seringkali merasa ditinggalkan, diabaikan, dan tidak dihargai. Perasaan ini bisa sangat menyakitkan dan sulit untuk sembuh. Korban ghosting mungkin merasa kecewa, marah, dan sedih karena mereka tidak mendapatkan penjelasan atau kesempatan untuk memperbaiki hubungan.
2. Rasa Bersalah dan Meragukan Diri Sendiri
Ghosting juga dapat menyebabkan korban merasa bersalah dan meragukan diri sendiri. Mereka mungkin bertanya-tanya apakah mereka melakukan sesuatu yang salah atau apakah mereka tidak cukup baik bagi orang lain. Perasaan-perasaan ini dapat merusak kepercayaan diri dan harga diri seseorang.
Rasa bersalah dan keraguan ini dapat mempengaruhi hubungan masa depan korban ghosting dengan orang lain. Mereka mungkin menjadi sangat waspada dan takut untuk membuka diri atau memberikan kepercayaan kepada orang lain, karena takut akan di-ghosting lagi.
3. Trauma dan Ketakutan dalam Hubungan
Korban ghosting sering mengembangkan trauma dan ketakutan dalam hubungan. Mereka mungkin menjadi takut untuk terlibat secara emosional dengan orang lain, karena takut akan ditinggalkan atau sakit hati lagi.
Trauma ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membina hubungan yang sehat dan berkelanjutan di masa depan. Mereka mungkin menghindari ikatan emosional atau membangun tembok emosional sebagai tindakan perlindungan untuk mencegah rasa sakit yang lebih lanjut.
4. Kekhawatiran Terus-menerus dan Kehilangan Kepercayaan
Setelah di-ghosting, korban ghosting seringkali mengalami kekhawatiran dan ketidakamanan yang terus-menerus. Mereka mungkin merasa khawatir bahwa mereka tidak akan pernah menemukan orang yang bisa mencintai dan memahami mereka sepenuhnya.
Mereka juga sering kehilangan kepercayaan pada orang lain. Mereka mungkin menganggap hubungan sebagai sesuatu yang tidak stabil dan tidak dapat diandalkan. Rasa ketidakamanan ini dapat membuat sulit bagi korban ghosting untuk membangun hubungan yang intim dan langgeng di masa depan.
Cara Move On setelah Di-ghosting
Mengatasi rasa sakit dan trauma setelah di-ghosting tidaklah mudah, tetapi mungkin ada beberapa cara yang dapat membantu korban ghosting untuk move on. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Terima Perasaanmu dan Beri Waktu Bagi Dirimu untuk Sembuh
Hal pertama yang dapat kamu lakukan adalah menerima perasaanmu dan memberi dirimu waktu untuk sembuh. Rasakan semua perasaan yang timbul, termasuk kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan. Jangan menekan perasaanmu atau mencoba untuk langsung melupakan semuanya.
Berikan dirimu waktu dan izin untuk merasakan semua emosi ini. Ini adalah bagian alami dari proses penyembuhan dan penerimaan. Jika kamu membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
2. Fokus pada Perbaikan Diri
Selama proses penyembuhan, cobalah untuk fokus pada perbaikan diri. Gunakan waktu ini untuk menjadi lebih baik dalam berbagai aspek kehidupanmu. Mulailah mengambil kebiasaan baru yang sehat, seperti olahraga, meditasi, atau membaca buku inspiratif.
Bangun rasa percaya diri dan keberanianmu kembali dengan merencanakan tujuan dan mengejar impianmu. Ingatlah bahwa kamu tidak memerlukan seseorang yang telah ghostingmu untuk merasa bernilai dan bahagia. Kamu memiliki kekuatan untuk menjadi lebih baik dan bangkit.
3. Batasi Kontak dengan Orang yang Meng-ghostingmu
Dalam proses move on, penting untuk menjaga jarak dengan orang yang telah melakukan ghostingmu. Ini bisa berarti menghapus nomor telepon mereka, memblokir akses mereka ke media sosialmu, atau menghindari tempat atau acara di mana kamu mungkin bertemu dengan mereka.
Ini bukan berarti kamu harus memusuhi mereka, tetapi memberikan dirimu ruang untuk sembuh dan memfokuskan energimu pada perbaikan diri. Hindari melihat-lihat profil media sosial mereka atau mengirim pesan untuk mengetahui alasan mereka ghosting. Ini hanya akan memperpanjang penyembuhanmu.
4. Temukan Dukungan dari Lingkungan Terdekat
Dalam waktu yang sulit ini, carilah dukungan dari keluarga dan teman-teman yang dapat memahami dan mendukungmu. Bicarakan perasaanmu kepada mereka dan cari nasihat jika diperlukan. Merasa didukung dan dikelilingi oleh orang-orang yang peduli akan membantumu melewati masa sulit ini.
Tetapi juga diingat untuk tidak membebani mereka terlalu banyak dengan cerita tentang ghosting atau menyimpan perasaanmu sendiri untuk diri sendiri. Pilihlah orang-orang yang bersedia mendengarkan dan memberikan dukungan yang kamu butuhkan.
5. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas ghosting yang telah terjadi. Ini bukan kesalahmu. Setiap orang bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, dan orang yang ghostingmu telah membuat pilihan untuk menghilang tanpa alasan yang jelas.
Ingatlah bahwa kamu tidak bisa mengendalikan tindakan orang lain. Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah menjaga sikapmu dan memperbaiki dirimu sendiri. Jangan biarkan ghosting menghancurkan harga diri dan kepercayaanmu pada dirimu sendiri. Kamu berharga dan pantas mendapatkan hubungan yang lebih baik di masa depan.
6. Fokus pada Masa Depan
Dalam proses move on, penting untuk fokus pada masa depanmu daripada terjebak dalam masa lalu. Buatlah rencana dan tujuan baru untuk dirimu sendiri. Pikirkan tentang apa yang ingin kamu capai dan bagaimana kamu bisa mencapainya.
Berkat ghosting, kamu juga telah belajar banyak tentang dirimu sendiri dan apa yang kamu inginkan dalam hubungan. Gunakan pengalaman ini untuk tumbuh dan menjadi lebih baik. Lihatlah masa depan sebagai peluang untuk menciptakan kebahagiaan dan hubungan yang sehat.
7. Berikan Waktu untuk Menemukan Cinta yang Sejati
Ingatlah bahwa ghosting adalah tanda bahwa orang tersebut bukanlah pasangan yang tepat bagimu. Kamu pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik, yang akan menghargai dan mencintaimu sepenuh hati.
Berikan waktu untuk sembuh dan menjaga dirimu sendiri, karena cinta yang sejati akan datang pada waktunya. Jangan terburu-buru mencari pengganti atau memaksakan hubungan yang tidak sehat. Percayalah bahwa ketika kamu siap, cinta yang sesungguhnya akan datang.
Setelah kamu berhasil move on dari ghosting, penting untuk tetap memperhatikan dirimu sendiri dan emosi-emosimu. Jika kamu merasa kesulitan untuk move on atau menghadapi dampak emosional yang parah, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Kesimpulan
Ghosting adalah tindakan seseorang yang menghilang secara tiba-tiba dari kehidupan orang lain tanpa ada penjelasan atau pamit. Ini bisa sangat menyakitkan bagi korban, karena mereka ditinggalkan dengan perasaan kecewa, bingung, dan meragukan diri sendiri.
Beberapa alasan mengapa seseorang melakukan ghosting adalah karena tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, tidak bisa mengomunikasikan keinginan untuk mengakhiri hubungan, tidak ingin menjalin komitmen yang serius, tidak nyaman dengan situasi yang sedang dialami, menemukan orang lain yang lebih menarik, tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, atau memiliki gangguan psikologis.
Korban ghosting sering mengalami perasaan sakit hati, rasa bersalah, trauma, kekhawatiran, dan kehilangan kepercayaan. Untuk move on dari ghosting, penting untuk menerima perasaanmu, fokus pada perbaikan diri, batasi kontak dengan orang yang meng-ghostingmu, temukan dukungan dari lingkungan terdekat, jangan menyalahkan diri sendiri, fokus pada masa depan, dan berikan waktu untuk menemukan cinta yang sejati.
Melalui proses perlahan dan dukungan yang tepat, korban ghosting dapat sembuh dan melanjutkan hidup dengan lebih baik. Tetaplah percaya bahwa cinta yang sejati akan datang pada waktunya dan bahwa kamu layak mendapatkan hubungan yang bahagia dan sehat.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.