
Panduan Cara Budidaya Ikan Lele
Anda termasuk penggemar kuliner pecel Lele? Sadar atau tidak, berbagai inovasi kuliner boleh saja bermunculan sampai tahun 2021 ini, tapi tenda-tenda pecel Lele di pinggir jalan tidak pernah sepi pengunjung bahkan terus bermunculan bak jamur di musim hujan. Apa yang terbesit di benak Anda sekarang? Tunggu dulu, jangan terburu-buru melirik bisnis kulinernya. Bagaimana jika Anda melihat lebih jauh dari Lele goreng yang mungkin ada di piring Anda sekarang. Sudah mulai tersadar? Ya, peluang bisnis budidaya ikan Lele terasa lebih menggiurkan karena target market yang tidak pernah sepi.
Budidaya Ikan Lele juga bisa menjadi pilihan jika Anda seorang pemula yang ingin terjun ke dunia bisnis budidaya ikan. Hal itu dikarenakan lele termasuk jenis ikan yang tidak memerlukan perawatan yang sulit. Namun dalam memulai budidaya Ikan Lele Anda tetap perlu memperhatikan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan agar Ikan Lele Anda dapat mengalami tumbuh kembang dengan baik dan tidak merugikan Anda ketika masa panen tiba.
Jika Anda mulai melirik bisnis budidaya Ikan Lele tapi bingung harus mulai dari mana, apa yang akan dibahas di bawah ini barangkali bisa membantu Anda:
Tahap Pertama: Siapkan Kolam
Sebelum memulai budidaya Ikan Lele, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mempersiapkan kolam yang akan digunakan. Ada beberapa jenis kolam dengan keunggulannya masing-masing yang bisa Anda gunakan, pilihlah jenis kolam yang sesuai dengan lingkungan, budget, dan kemampuan perawatan Anda. Jenis-jenis kolam tersebut di antaranya adalah kolam terpal, kolam semen, kolam tanah, kolam keramba (jaring apung), kolam drum, kolam fiber, dan kolam plastik.
1. Kolam terpal
Kolam terpal merupakan kolam yang dapat dibangun di atas lahan yang sempit dengan lapisan terpal di bagian dasar dan dindingnya. Bentuknya bisa berupa persegi atau bulat dengan kerangka dari bambu, besi, atau kayu. Kolam terpal merupakan pilihan tepat bagi Anda yang ingin memulai budidaya Ikan Lele dengan budget yang seminimal mungkin.
Saat akan membeli terpal, pilihlah jenis terpal yang memiliki kerapatan tinggi agar tahan lama. Jika kolam sudah jadi, cuci kolam terpal menggunakan sabun terlebih dulu guna menghilangkan sisa-sisa bahan kimia dari konstruksi kolam seperti lem dan lain-lain. Bilas kolam hingga bersih dan keringkan selama satu hari.
Setelah memastikan kebersihan kolam, Anda bisa mengisi kolam terpal dengan air secukupnya (idealnya 20-30 cm). Diamkan kolam yang sudah terisi air selama 4-7 hari untuk memberikan waktu bagi pembentukan fitoplankton dan lumut di dalam kolam.
Jika jumlah lumut dan fitoplankton dirasa sudah cukup, Anda bisa menambahkan kembali air setinggi kurang lebih 80 cm. Penguapan air kolam biasanya menimbulkan bau, karenanya jangan lupa untuk menaruh berbagai jenis dedaunan seperti daun singkong, daun pepaya, dan jenis dedaunan hijau lainnya agar kolam berwarna hijau. Warna hijau kolam akan mencegah bau yang ditimbulkan dari proses penguapan air. Pastikan untuk selalu mengganti air kolam minimal satu bulan sekali.
2. Kolam semen (beton)
Kolam semen atau kolam beton adalah kolam yang 90% sisinya dilapisi semen atau beton. Bagian dasar kolam juga dilapisi semen agar tidak mudah bocor dan rusak. Di antara keunggulan kolam semen adalah struktur yang kokoh sehingga bisa lebih tahan lama dibandingkan kolam terpal. Suhu pada air di dalam kolam semen juga lebih stabil sehingga kemungkinan ikan stress atau terserang penyakit lebih kecil. Sifat kolam semen yang lebih tahan lama membuat Anda tidak perlu pusing memikirkan biaya perbaikan yang biasa terjadi pada kolam lainnya.
Namun, kolam semen juga memiliki kekurangan, yakni biaya pembuatan yang relatif besar, mudah dihinggapi lumut, dan bau semen yang harus disterilkan terlebih dulu agar ikan tidak stress atau mati.
3. Kolam tanah
Jika kolam semen dilapisi oleh semen, maka sesuai namanya, kolam tanah didominasi oleh tanah. Kolam mini juga dikenal dengan istilah Balong, Blumbang, atau Empang. Keunggulan kolam tanah adalah kaya akan organisme seperti cacing tanah yang bermanfaat sebagai pakan Lele. Selain itu, penggantian air kolam dapat jarang dilakukan atau bahkan air dipertahankan hingga masa panen tiba. Itu semua karena tanah merupakan unsur alami yang aman untuk Ikan Lele.
Sayangnya, Anda tentu harus memiliki bidang tanah yang cukup luas jika ingin melakukan budidaya Ikan Lele dengan menggunakan kolam tanah. Selain itu, kolam tanah juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit yang tentunya berbahaya bagi kesehatan Ikan Lele. Yang paling berisiko, jika air terlalu berlumpur dapat berimbas pada kualitas Ikan Lele sehingga menurunkan harga jual ikan.
4. Kolam Keramba (Jaring apung)
Kolam keramba (jaring apung) adalah jenis kolam yang memanfaatkan jaring sebagai penopang di atas kolam. Kolam ini biasanya dibuat di pinggir danau, waduk, atau sungai. Nama lainnya adalah kolam tambak dan penerapannya sedikit banyak mirip dengan penerapan pada kolam tanah. Keunggulan kolam keramba (jaring apung) ini adalah lahan pembudidayaan yang luas dan kesempatan ikan untuk dapat hidup di habitat alaminya sehingga tidak mudah terserang stress atau penyakit. Anda juga dapat lebih mudah mengontrol ikan dengan jenis kolam ini.
Yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan lele dengan kolam keramba adalah jaring yang bisa saja bolong atau putus dan menyebabkan ikan lepas dan berkurang. Cuaca juga dapat memperburuk keadaan jika terjadi hujan dan banjir yang menyebabkan kolam rusak dan ikan hanyut ke sungai.
5. Kolam Drum
Kolam drum terbuat dari plastik atau besi dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Keuntungan dari menggunakan kolam drum adalah lebih mudah dalam hal perawatan dan penggunaannya. Anda juga dapat menyesuaikan ukuran kolam drum sesuai dengan lahan yang Anda miliki. Namun, kelemahan dari kolam drum adalah kapasitasnya yang terbatas, sehingga tidak bisa menampung banyak ikan.
6. Kolam Fiber
Kolam fiber adalah kolam yang terbuat dari bahan serat seperti fiberglass atau poliester. Kolam ini juga mudah dalam hal perawatan dan tidak mudah pecah. Harganya juga lebih terjangkau dibandingkan dengan kolam semen. Namun, kekurangan dari kolam fiber adalah mudah mengeropos jika terkena sinar matahari langsung, sehingga membutuhkan pekerjaan pemeliharaan yang lebih ekstra.
7. Kolam Plastik
Kolam plastik adalah kolam yang terbuat dari bahan plastik, biasanya berbentuk persegi atau bulat. Keuntungan dari menggunakan kolam plastik adalah harganya yang lebih terjangkau dan pemeliharaannya yang lebih mudah. Anda juga dapat mengatur ukuran kolam sesuai dengan kebutuhan Anda. Namun, kelemahan dari kolam plastik adalah rentan terhadap kerusakan dan kebocoran.
Tahap Kedua: Pilihlah Hanya Benih yang Unggul
Setelah Anda mempersiapkan kolam yang akan digunakan, tahap selanjutnya adalah memilih bibit ikan Lele yang unggul. Perhatikan tempat penjualan bibit agar Anda mendapatkan bibit yang berkualitas. Pastikan ukuran bibit Lele yang Anda pilih juga seragam agar tidak ada bibit yang lebih besar atau lebih kecil dari yang lainnya. Perhatikan juga gerakkan dan warna bibit Lele. Bibit yang aktif dan berwarna cerah cenderung lebih sehat.
Tahap Ketiga: Penebaran Benih
Setelah kolam siap dan bibit Lele sudah Anda pilih dengan baik, tahap selanjutnya adalah penebaran benih ke dalam kolam. Pastikan kolam sudah siap dengan kondisi air dan lingkungan yang optimal sebelum melepas bibit ke dalam kolam. Anda dapat memberikan waktu kepada bibit Lele untuk beradaptasi dengan suhu dan kondisi air kolam dengan cara memiringkan wadah yang berisi bibit Lele dan membiarkannya tetap di dalamnya selama beberapa saat sebelum dilepas ke dalam kolam.
Tahap Keempat: Pemeliharaan
Pada tahap ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan ikan Lele. Pertama, periksa dan tambahkan air secara berkala sesuai dengan kebutuhan kolam. Jangan lupa juga untuk menambahkan dedaunan hijau dalam kolam untuk menjaga kestabilan air dan memberikan warna hijau yang disukai oleh ikan Lele. Selain itu, perhatikan tingkat kejernihan air dan pola makan ikan Lele. Jaga kebersihan kolam agar terbebas dari hama dan virus penyebab penyakit. Monitor kondisi kolam secara berkala dan berikan pakan dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan Lele.
Tahap Kelima: Masa Panen
Masa panen adalah waktu yang ditunggu-tunggu dalam budidaya ikan Lele. Ketika ikan Lele sudah mencapai ukuran layak panen, Anda dapat melakukan panen dengan hati-hati agar tidak merugikan hasil panen. Pastikan Anda melakukan penyortiran terlebih dahulu untuk memisahkan ikan Lele berdasarkan ukuran. Hindari waktu panen pada saat terik matahari karena suhu yang tinggi dapat menyebabkan stres pada ikan Lele. Pastikan Anda menjual ikan Lele pada tengkulak atau pasar yang tepat untuk mendapatkan harga yang optimal.
Dalam budidaya ikan Lele, langkah-langkah tersebut perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan ikan Lele yang sehat dan berkualitas. Dengan pemilihan kolam yang tepat, pemilihan bibit unggul, pemeliharaan yang baik, dan panen yang tepat waktu, Anda dapat berhasil dalam bisnis budidaya ikan Lele. Jangan lupa juga untuk terus memperbarui pengetahuan Anda mengenai budidaya ikan Lele melalui bacaan dan pelatihan agar tetap dapat mengikuti perkembangan terkini di industri ini.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.