
Alat Musik Sasando: Sejarah, Jenis, dan Cara Memainkannya
Mengenal Alat Musik Sasando
Alat musik Sasando adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini memiliki sejarah dan nilai-nilai budaya yang perlu kita kenali sebagai upaya melestarikan budaya bangsa. Sasando lahir dari daerah ini dan menjadi produk budaya lokal yang sudah terkenal di luar negeri.
Sasando merupakan alat musik petik yang dimainkan dengan cara dipetik. Bentuknya hampir sama dengan kecapi atau harpa pada musik tradisional lainnya. Namun, yang membedakan Sasando adalah suaranya yang unik dan indah. Alat musik ini membutuhkan keterampilan dan harmoni untuk menghasilkan suara yang merdu.
Dalam memainkan Sasando, biasanya kedua tangan digunakan untuk memetik senar dari arah yang berlawanan. Tangan kanan digunakan untuk memainkan akord, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memainkan bass atau melodi. Keterampilan tangan sangat mempengaruhi tempo dan suara yang dihasilkan oleh Sasando. Oleh karena itu, para pemain Sasando membutuhkan latihan dan keterampilan yang cukup untuk dapat memainkan alat musik ini dengan baik.
Sasando memiliki suara yang indah dan mampu menangkap serta mengekspresikan berbagai nuansa dan emosi. Di daerah asalnya, Sasando digunakan sebagai alat musik ringan untuk mengekspresikan kesedihan maupun keceriaan. Oleh karena itu, penting bagi generasi bangsa untuk memahami peran dan pentingnya Sasando dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, Sasando juga dapat dijadikan sebagai alat perenungan internal. Dalam memahami Sasando, kita dapat melihatnya dari berbagai tataran fungsional. Kehadiran Sasando dalam kehidupan masyarakat dapat dimaknai melalui apa yang disebut “nilai intrinsik” dan “nilai ekstrinsik”.
Nilai intrinsik mengacu pada esensi musik Sasando itu sendiri, seperti bentuk, teknik bermain, dan bunyinya yang unik. Nilai-nilai ini sangat penting dalam memahami peristiwa akustik musik Sasando. Sedangkan nilai ekstrinsik mencakup aspek budaya, sosial, dan historis dari Sasando. Ini berarti Sasando juga memiliki implikasi penting bagi kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Sejarah Lahirnya Alat Musik Sasando
Lahirnya alat musik Sasando memiliki beberapa cerita dan versi yang berbeda-beda. Salah satu cerita yang diceritakan adalah tentang pemuda bernama Sangguana yang terdampar di perairan Pulau Ndana dan dibawa ke hadapan Raja di Istana. Sangguana memiliki bakat seni yang luar biasa, dan sang putri terpesona dengan kemampuannya.
Sang putri meminta Sangguana untuk membuat alat musik yang belum pernah ada sebelumnya. Suatu malam, Sangguana bermimpi memainkan alat musik dengan bentuk dan suara yang indah. Terinspirasi oleh mimpi ini, Sangguana menciptakan alat musik yang ia namakan Sandu. Alat musik ini memiliki bentuk dan suara yang unik.
Cerita lain menyebutkan bahwa alat musik Sasando ditemukan oleh dua orang gembala bernama Lumbilang dan Balilang. Mereka membawa daun lontar saat makan rerumputan dengan domba, dan memetik daun lontar untuk mendapatkan air saat haus di siang hari. Dalam mengikat bagian tengah lembaran kuning muda, mereka harus melepas lembaran itu.
Dalam proses ini, mereka menemukan bahwa jika mereka mengencangkan lembaran itu dengan kencang, maka akan menghasilkan nada yang tinggi. Sebaliknya, jika mereka memperberatnya, maka akan menghasilkan nada yang rendah. Dari pengalaman ini, mereka mencukil lidi-lidi itu dan menemukan bahwa bisa menghasilkan suara yang indah.
Cerita lain yang diceritakan adalah tentang dua orang sahabat, yaitu seorang penggembala dan peminum tuak bernama Lunggi dan Balok Ama Sina. Ketika mereka sedang membuat haik dari daun lontar, mereka menemukan beberapa benang atau fisik di antara jari-jari daun lontar yang mengeluarkan suara saat dikencangkan.
Dari pengalaman ini, mereka mulai memetik tulang daun lontar dan menghancurkannya dengan tongkat kayu untuk membuat alat musik petik yang bisa meniru suara dan nada suara gong. Meski awalnya hasilnya tidak begitu bagus, tetapi mereka terus mengembangkan alat musik ini hingga menjadi seperti sekarang ini.
Ada juga cerita tentang seorang pria bernama Pupuk Soroba yang terinspirasi untuk membuat alat musik Sasando setelah melihat seorang laba-laba besar bermain di sarangnya dan mengeluarkan suara yang indah. Pupuk Soroba ingin menciptakan alat musik yang bisa menghasilkan suara yang indah.
Dalam mengembangkan ide tersebut, Pupuk Soroba menggunakan lidi-lidi yang terbuat dari daun lontar dan mencungkilnya untuk memperoleh senar. Ide Soroba berkembang sehingga potongan bambu ditempelkan pada haik dari daun lontar. Dawai atau senar dibuat dari serat kayu beringin dan kulit musang kering untuk menghasilkan suara yang lebih keras.
Perkembangan Sasando dari Waktu ke Waktu
Seiring berjalannya waktu, alat musik Sasando terus mengalami perkembangan. Senar Sasando mengalami perubahan dalam bentuk dan peningkatan kualitas suara. Awalnya, senar Sasando terbuat dari tulangan daun lontar, namun kemudian digantikan dengan senar kawat yang menghasilkan suara yang lebih baik.
Jumlah senar pada Sasando pun mengalami perubahan. Awalnya, Sasando memiliki 28 senar pada jenis Sasando engkel. Namun, seiring waktu, jumlah senar pada Sasando berkembang menjadi 56 atau bahkan 84 senar pada jenis Sasando dobel.
Selain itu, bentuk alat musik Sasando juga mengalami perubahan. Ada jenis Sasando Gong yang memiliki nada pentatonis dan biasanya dimainkan dengan irama gong serta dinyanyikan dengan irama khas Pulau Rote. Sasando Gong awalnya memiliki 7 senar, namun berkembang menjadi 11 senar.
Ada juga jenis Sasando Biola yang lebih berkembang di Kupang. Sasando Biola memiliki nada diatonis dan mirip dengan Sasando Gong, namun memiliki bentuk bambu dengan diameter yang lebih besar dan lebih banyak senar. Sasando Biola dapat memiliki jumlah senar antara 30 hingga 36.
Perkembangan lain yang terjadi pada Sasando adalah munculnya alat musik Sasando Elektrik. Sasando Elektrik diciptakan oleh Arnold Edon dan merupakan bentuk perkembangan teknologi dari Sasando tradisional. Sasando Elektrik tidak memerlukan ruang resonansi seperti Sasando tradisional karena tidak menggunakan kotak/peti kayu.
Pentingnya Melestarikan Alat Musik Sasando
Alat musik Sasando memiliki nilai moral, religius, pendidikan, adat istiadat, dan spiritual yang penting bagi kehidupan masyarakat. Sasando bukan hanya alat musik semata, tetapi juga merupakan penjaga nilai-nilai budaya dan sejarah bangsa Indonesia.
Masyarakat NTT dan bangsa Indonesia secara umum perlu terus melestarikan alat musik Sasando ini agar kekayaan budaya Indonesia tetap terjaga dan tidak hilang. Sasando adalah salah satu warisan budaya bangsa yang perlu kita jaga dan lestarikan.
Dalam memainkan Sasando, tidak hanya diperlukan keterampilan dan teknik bermain yang baik, tetapi juga pemahaman mengenai budaya dan sejarah Sasando itu sendiri. Pemain Sasando perlu memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Sasando untuk dapat menghasilkan musik yang bermakna dan bernuansa.
Sasando juga memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman dan memperkaya musik Indonesia. Dalam Sasando, hampir semua jenis lagu dapat dimainkan, mulai dari musik tradisional, pop, slow rock, hingga dangdut. Sasando telah menjadi bagian penting dalam perkembangan musik Indonesia.
Cara Memainkan Alat Musik Sasando
Bagi yang ingin memainkan alat musik Sasando, diperlukan pemahaman dan latihan yang cukup. Sasando bukanlah alat musik yang mudah dimainkan, tetapi dengan kemauan dan dedikasi untuk belajar, siapapun dapat menguasainya.
Dalam memainkan Sasando, pemain harus memainkan senar Sasando dengan kedua tangan. Tangan kanan digunakan untuk memainkan akord, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memainkan bass atau melodi. Pemain juga harus mengetahui nada mana yang harus dimainkan dan bagaimana memproduksi suara yang diinginkan.
Bermain Sasando memang membutuhkan keterampilan dan kepekaan terhadap nada. Namun, dengan latihan yang cukup dan kemauan untuk belajar, siapapun bisa menguasai teknik bermain Sasando dengan baik. Penting untuk diingat bahwa Sasando bukan hanya alat musik semata, tetapi juga merupakan cerminan dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Penutup
Alat musik Sasando merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu kita lestarikan. Sasando bukan hanya alat musik semata, tetapi juga merupakan bagian yang penting dari sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
Dalam memainkan Sasando, kita perlu memiliki pemahaman yang baik tentang budaya dan sejarah Sasando, serta kemauan dan dedikasi untuk belajar. Sasando tidaklah mudah untuk dimainkan, tetapi dengan latihan dan upaya yang cukup, siapapun bisa menguasai alat musik ini.
Sebagai generasi bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan menghargai kekayaan budaya bangsa kita. Alat musik Sasando adalah salah satu cara kita dalam melestarikan dan memperkaya musik tradisional Indonesia.
Jadi, mari kita berbenah diri dan memulai untuk belajar lebih tentang alat musik Sasando ini. Dengan demikian, kita turut berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa Indonesia yang kaya dan beragam.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.