5 Quotes Abadi dari Bumi Manusia untuk Pedoman Hidupmu



Bumi Manusia: Sebuah Karya Sastra yang Menggugah Perasaan dan Beri Inspirasi Hidup

Novel Bumi Manusia, yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, adalah salah satu karya sastra yang begitu mengesankan dan penuh makna. Melalui cerita yang digarap dengan baik, Pramoedya mampu menarik perhatian pembaca dan menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan, cinta, keadilan, dan perjuangan.

Novel ini memang terkenal dengan akhir yang tragis, di mana Annelies, istri Minke, dipisahkan dari suaminya dan diboyong ke Eropa. Namun, bukan hanya akhir yang menohok tersebut yang membuat Bumi Manusia begitu berkesan. Dalam novel ini terdapat banyak kutipan-kutipan yang inspiratif dan mampu menggugah perasaan pembaca.

Salah satu kutipan yang layak dikutip adalah kalimat yang diucapkan oleh tokoh Nyai Ontosoroh pada Minke setelah pengadilan memutuskan Annelies pergi ke Eropa, yaitu “Kita sudah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.” Kalimat ini begitu dalam dan melukai hati pembaca, mengingat kesulitan dan perjuangan yang telah dilalui oleh tokoh-tokoh dalam novel ini.

Selain itu, terdapat pula kutipan romantis yang mampu menggetarkan hati pembaca, seperti percakapan antara Minke dan Annelies. Pada suatu kesempatan, Annelies bertanya kepada Minke, “Mas, kan kita pernah berbahagia bersama?” Minke menjawab, “Tentu, Ann.” Kemudian Annelies berkata, “Kenangkan kebahagiaan itu saja, ya Mas, jangan yang lain.” Kutipan ini menggambarkan bahwa kebahagiaan yang pernah dirasakan bersama adalah hal yang harus diingat dan dihargai.

Namun, Bumi Manusia bukan hanya sekedar novel romantis. Di dalamnya terdapat banyak kutipan-kutipan inspiratif yang mampu memberikan pelajaran berharga tentang hidup. Salah satunya adalah kalimat, “Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.” Kutipan ini mengajarkan kita pentingnya bersikap adil dalam segala hal. Bersikap adil bukan hanya dalam tindakan, tapi juga dalam pikiran. Kita harus mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran yang adil sebelum melakukan perbuatan yang adil.

See also  Cara Memulai Bisnis Online dari Nol dan Tips-Tipsnya

Di era post-truth seperti sekarang ini, di mana banyak orang cenderung mempercayai hal-hal yang sudah diyakini sebelumnya tanpa mencari kebenaran yang sebenarnya, kutipan ini begitu relevan. Kita harus selalu berusaha untuk mencari kebenaran dan berbuat adil tanpa terpengaruh oleh pendapat atau keyakinan yang sudah mapan sebelumnya.

Selain itu, terdapat juga kutipan yang menginspirasi tentang keberhasilan dan kebahagiaan. Misalnya, “Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.” Kutipan ini mengajarkan kita tentang pentingnya meraih kesuksesan melalui usaha yang keras dan pengalaman yang kita dapatkan sendiri. Kesuksesan yang diraih melalui usaha sendiri memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kesuksesan yang didapatkan melalui praktik nepotisme atau korupsi.

Selanjutnya, terdapat pula kutipan yang mengajarkan pentingnya bertanggung jawab pada diri sendiri. Annelies Mellema, salah satu tokoh dalam novel ini, mengucapkan kalimat yang sangat mengena, “Memerintah pekerja pun kau tak bisa karena kau tak bisa memerintah dirimu sendiri. Memerintah diri sendiri kau tak bisa karena kau tak tahu bekerja.” Pesan yang ingin disampaikan melalui kutipan ini adalah sebelum kita mencoba memerintah orang lain, kita harus mampu bertanggung jawab pada diri sendiri terlebih dahulu. Itu dimulai dengan sikap profesional dan tanggung jawab pada pekerjaan kita.

Selanjutnya, kutipan “Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi apa-apa.” yang diucapkan oleh Nyai Ontosoroh kepada Minke juga memberikan pelajaran berharga. Kutipan ini mengajarkan kita pentingnya memiliki prinsip hidup dan bertindak sesuai dengan prinsip tersebut. Tanpa menentukan sikap dan memiliki prinsip yang teguh, seseorang tidak akan mencapai apa yang diinginkannya.

See also  Review Buku Jung’s Map of the Soul: An Introduction Karya Murray Stein

Terakhir, terdapat juga kutipan yang mengajarkan tentang pentingnya mencintai sastra. Magda Peters, guru Minke dalam novel ini, mengucapkan kalimat yang menginspirasi, “Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.” Kutipan ini mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki minat dan cinta terhadap sastra. Sastra bukan hanya sekadar cerita yang bertokoh-anu, tetapi juga sarana untuk memahami kemanusiaan. Dalam karya sastra, kita dapat menemukan berbagai tipe manusia dengan latar belakang dan motivasi yang berbeda-beda. Dengan membaca karya sastra, kita dapat memperoleh pengalaman hidup dan pemahaman yang lebih dalam tentang kemanusiaan.

Dalam kesimpulannya, Bumi Manusia adalah sebuah karya sastra yang begitu memikat hati pembaca. Melalui cerita yang digarap dengan baik, Pramoedya Ananta Toer mampu menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan dan memberikan inspirasi bagi pembaca. Novel ini tidak hanya menawarkan akhir yang menohok, tetapi juga banyak kutipan inspiratif yang mampu memberikan pelajaran berharga dan mengajarkan tentang pentingnya sikap adil, tanggung jawab, prinsip hidup, serta cinta terhadap sastra. Dengan membaca Bumi Manusia, kita tidak hanya terhibur, tetapi juga dapat memperoleh wawasan baru tentang makna hidup dan kemanusiaan.


Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.

Tahukah Anda?

Leave a Reply