Pengertian Cerita Anak: Unsur, Jenis, Contoh dan Manfaatnya


Pengertian Cerita Anak

Cerita anak merupakan salah satu karya sastra yang ditulis khusus untuk anak-anak. Sastra anak ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan sastra dewasa, karena ditulis dengan bahasa yang lebih sederhana dan cerita yang lebih mudah dipahami oleh anak-anak. Cerita anak memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anak, baik dalam hal membentuk moral, mengembangkan imajinasi, maupun meningkatkan keterampilan bahasa.

Menurut Nurgiyanto (2005:217), cerita anak adalah karya sastra yang mengisahkan peristiwa atau pengalaman yang dialami seseorang atau berupa imajinasi yang mengisahkan dunia anak-anak. Cerita anak dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosi anak sehingga bisa menjadi bacaan yang menyenangkan dan mendidik bagi mereka.

Sedangkan menurut Rampan dalam Subyantoro (2007:10), cerita anak adalah cerita sederhana namun kompleks. Cerita anak menggunakan bahasa yang baku dan memiliki kualitas tinggi, namun tetap komunikatif dan mudah dipahami oleh anak-anak. Cerita anak juga harus menceritakan tentang kehidupan anak-anak dengan semua aspek yang mempengaruhinya seperti keluarga, teman, sekolah, dan sebagainya.

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita anak adalah karya sastra yang ditulis khusus untuk anak-anak dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan cerita yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Cerita anak memiliki tujuan untuk menghibur serta mendidik anak-anak melalui penggambaran kehidupan dan karakteristik anak-anak dalam cerita tersebut.

Unsur-Unsur Cerita Anak

Cerita anak terdiri dari beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam cerita secara langsung dan ikut membentuk eksistensi cerita itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor dari luar cerita yang juga mempengaruhi cerita tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai unsur-unsur cerita anak.

1. Tokoh

Tokoh dalam cerita anak merupakan elemen yang paling penting. Tokoh ini dapat berupa manusia, binatang, atau objek lain yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu. Tokoh cerita anak biasanya memiliki peran utama dalam cerita dan menjadi penentu jalan cerita.

Menurut Nurgiyantoro (2005:222), tokoh dalam cerita anak menjadi fokus perhatian baik dalam karakter maupun penjelasan fisik. Tokoh cerita anak memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, seperti tokoh jahat, tokoh baik, tokoh cerdas, tokoh bodoh, dan sebagainya. Tokoh cerita anak dapat menjadi teladan bagi anak-anak dalam menghadapi berbagai situasi dan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

2. Latar

Latar dalam cerita anak merupakan tempat atau setting di mana cerita berlangsung. Latar ini dapat berupa rumah, sekolah, hutan, atau tempat lain yang menjadi latar cerita. Latar tersebut memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi di mana cerita anak berlangsung.

Latar cerita anak juga dapat memberikan pengaruh terhadap cerita tersebut. Misalnya, jika cerita berlatar di sekolah, cerita tersebut akan memberikan pengajaran mengenai kehidupan di sekolah dan nilainya. Latar juga dapat memberikan nuansa dan atmosfer tertentu dalam cerita, seperti jika cerita berlatar di alam yang indah, cerita tersebut akan memberikan kesan tentang keindahan alam.

3. Alur

Alur dalam cerita anak adalah urutan peristiwa yang terjadi dalam cerita. Alur ini dapat mengikuti urutan waktu atau dapat berupa imajinasi yang disusun secara logis. Alur cerita anak harus memiliki awal, tengah, dan akhir yang jelas agar cerita tersebut mudah dipahami oleh anak-anak.

Sudjiman (1987:29) menyatakan bahwa alur cerita adalah peristiwa-peristiwa yang diurutkan sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah rangkaian cerita yang menarik. Alur cerita harus dapat membangun ketegangan dan menjaga minat pembaca agar terus terpikat dengan cerita tersebut.

See also  Screening Karyawan : Pengertian, Tahap, dan Tips Lolos

Dalam cerita anak, alur cerita seringkali mengandung konflik atau masalah yang harus dihadapi oleh tokoh cerita. Konflik ini dapat berupa konflik internal maupun eksternal dan berfungsi sebagai pendorong cerita itu sendiri. Dengan adanya konflik, cerita anak akan menjadi lebih menarik dan mengajarkan anak-anak tentang cara menghadapi masalah dalam kehidupan.

4. Tema

Tema dalam cerita anak adalah pokok yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerita tersebut. Tema ini dapat berupa pesan moral, nilai-nilai kehidupan, atau pengajaran tertentu yang ingin disampaikan kepada anak-anak. Tema juga dapat menjadi pendorong cerita dan memberikan arah dalam pengembangan cerita.

Menurut Nurgiyantoro (2005:260), tema adalah dasar dari pengembangan sebuah cerita. Tema cerita anak dapat beragam, seperti persahabatan, keberanian, kejujuran, kerja sama, dan lain sebagainya. Tema dalam cerita anak dapat memberikan pengajaran dan mempengaruhi perkembangan moral anak-anak. Dengan menghadirkan tema yang positif, cerita anak dapat membantu membentuk karakter dan nilai-nilai baik pada anak-anak.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang dalam cerita anak adalah cara atau perspektif yang digunakan oleh penulis untuk menceritakan cerita. Sudut pandang ini dapat berupa sudut pandang orang pertama (tokoh dalam cerita yang menceritakan pengalaman sendiri), sudut pandang orang ketiga (penulis menceritakan pengalaman tokoh dalam cerita), atau sudut pandang campuran.

Sudut pandang yang dipilih oleh penulis akan mempengaruhi cara penceritaan cerita anak. Misalnya, jika penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, cerita akan dirasakan lebih dekat dan personal oleh anak-anak. Sedangkan jika menggunakan sudut pandang orang ketiga, cerita akan terasa lebih objektif dan luas.

6. Pesan Moral

Cerita anak seringkali mengandung pesan moral yang ingin disampaikan kepada anak-anak. Pesan moral ini dapat berupa nilai-nilai kebaikan, sikap yang benar, atau pelajaran hidup yang ingin diajarkan. Pesan moral dalam cerita anak bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak dan mengajarkan mereka mengenai nilai-nilai yang baik.

Pesan moral dalam cerita anak dapat disampaikan melalui tokoh cerita, konflik yang terjadi, atau melalui dialog dan narasi dalam cerita. Dengan adanya pesan moral, cerita anak tidak hanya sekedar menghibur, tetapi juga memberikan pengajaran yang berharga bagi perkembangan anak-anak.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam cerita anak adalah cara penulis menggunakan bahasa dalam menulis cerita tersebut. Gaya bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak dan mudah dipahami oleh mereka.

Gaya bahasa dalam cerita anak dapat bervariasi, tergantung dari karakteristik penulis dan tema cerita. Gaya bahasa yang baik dalam cerita anak adalah yang sederhana, jelas, dan mengalir dengan lancar. Dengan menggunakan gaya bahasa yang baik, cerita anak akan lebih mudah dipahami oleh anak-anak dan memberikan pengaruh yang positif pada perkembangan bahasa mereka.

Jenis-Jenis Cerita Anak dan Contohnya

Ada beberapa jenis cerita anak yang telah populer dan banyak dibaca oleh anak-anak di berbagai belahan dunia. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa jenis cerita anak beserta contohnya.

1. Cerita Dongeng

Cerita dongeng adalah jenis cerita anak yang banyak dikenal dan telah ada sejak zaman dulu. Cerita dongeng seringkali mengandung unsur magis, tokoh-tokoh yang ajaib, dan dunia fantasi yang mengasyikkan. Cerita dongeng biasanya mengandung pesan moral dalam pengajarannya. Contoh cerita dongeng adalah Cinderella, Snow White, dan Little Red Riding Hood.

2. Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah jenis cerita anak yang berhubungan dengan budaya dan tradisi suatu daerah atau negara. Cerita rakyat seringkali mengisahkan tokoh-tokoh legendaris dan peristiwa sejarah yang memiliki makna dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Contoh cerita rakyat adalah Malin Kundang, Timun Mas, dan Legenda Si Pitung.

See also  Cara Menanam Jagung: Langkah Perawatan Hingga Panen Jagung

3. Cerita Binatang

Cerita binatang adalah jenis cerita anak yang menggunakan tokoh utama berupa hewan. Tokoh-tokoh binatang dalam cerita ini sering di personifikasi sehingga memiliki sifat dan karakteristik manusia. Cerita binatang seringkali mengandung pesan moral tentang kehidupan dan nilai-nilai yang bisa dipetik dari perilaku hewan tersebut. Contoh cerita binatang adalah The Lion and the Mouse, The Tortoise and the Hare, dan The Ant and the Grasshopper.

4. Cerita Mitologi

Cerita mitologi adalah jenis cerita anak yang mengambil inspirasi dari mitologi dan dewa-dewa dalam kepercayaan tertentu. Cerita mitologi seringkali mengandung unsur-unsur fantastis dan konflik antara dewa-dewa yang mempengaruhi kehidupan manusia. Contoh cerita mitologi adalah cerita-cerita dari mitologi Yunani seperti Perseus, Hercules, dan Medusa.

5. Cerita Sejarah

Cerita sejarah adalah jenis cerita anak yang mengambarkan peristiwa-peristiwa sejarah yang penting. Cerita sejarah seringkali mengandung nilai-nilai kebaikan, perjuangan, dan patriotisme. Cerita ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai sejarah dan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Contoh cerita sejarah adalah cerita mengenai tokoh-tokoh nasional atau cerita tentang peristiwa sejarah penting.

6. Cerita Fiksi Ilmiah

Cerita fiksi ilmiah adalah jenis cerita anak yang mengandung unsur-unsur ilmiah dan teknologi dalam ceritanya. Cerita fiksi ilmiah seringkali mengisahkan tentang masa depan, penjelajahan luar angkasa, atau penemuan-penemuan baru yang menarik. Cerita ini dapat membangkitkan minat anak-anak dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh cerita fiksi ilmiah adalah seri Harry Potter, seri Petualangan Tintin, dan seri Time Riders.

Melalui berbagai jenis cerita anak ini, anak-anak dapat belajar tentang berbagai hal seperti moral, budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Cerita anak dapat merangsang imajinasi dan kreativitas mereka, serta menyenangkan untuk dibaca.

Manfaat Cerita Anak

Cerita anak memiliki banyak manfaat yang positif bagi perkembangan anak-anak. Dengan membaca atau mendengarkan cerita anak, anak-anak dapat memperoleh manfaat berikut ini.

1. Pengembangan Bahasa

Cerita anak dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa anak-anak. Dalam cerita anak, anak-anak dapat memperluas kosakata mereka dan belajar cara menyusun kalimat yang baik dan benar. Cerita anak juga dapat memperkaya imajinasi anak dan melatih kemampuan mereka dalam menyampaikan gagasan melalui bahasa.

2. Stimulasi Kreativitas

Dengan membaca atau mendengarkan cerita anak, anak-anak dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka. Cerita anak seringkali mengandung elemen fantasi dan dunia imajinasi yang kaya. Hal ini dapat merangsang anak-anak untuk berpikir secara kreatif dan mengembangkan ide-ide baru.

3. Peningkatan Kemampuan Berpikir

Cerita anak seringkali mengandung cerita yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam. Dengan membaca atau mendengarkan cerita anak, anak-anak akan terlatih dalam pemrosesan informasi, pemecahan masalah, dan berpikir kritis. Mereka juga akan belajar menyusun hubungan sebab-akibat, memprediksi hasil cerita, dan mengidentifikasi konflik dan resolusinya.

4. Pembelajaran Moral

Cerita anak seringkali mengandung pesan moral dan nilai-nilai yang dapat diambil oleh anak-anak. Melalui cerita anak, anak-anak dapat belajar tentang pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kebaikan, kerja sama, dan rasa empati. Cerita anak juga dapat mengajarkan anak-anak mengenai konsekuensi dari perbuatan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pengenalan Budaya dan Nilai-Nilai

Melalui cerita anak, anak-anak dapat mengenal berbagai budaya dan tradisi dari berbagai daerah di dunia. Cerita anak seringkali mengandung cerita rakyat atau cerita dengan latar belakang budaya tertentu. Hal ini akan membantu anak-anak memahami keragaman budaya di dunia dan mengembangkan sikap toleransi serta menghargai perbedaan.

See also  Berani? Ini 8 Kisah Hantu Korea yang Bikin Bergidik Ngeri

6. Hubungan Emosional

Cerita anak dapat membantu membangun hubungan emosional antara orang tua dan anak. Ketika orang tua membacakan cerita kepada anak, hal ini menciptakan momen yang intim dan membuat anak merasa dicintai dan mendapatkan perhatian. Cerita anak juga dapat menjadi sarana untuk membahas emosi dan perasaan anak, serta memberikan penghiburan dan pelarian dari kehidupan sehari-hari yang kadang-kadang penuh tekanan.

7. Peningkatan Konsentrasi

Membaca atau mendengarkan cerita anak dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak-anak. Anak-anak perlu fokus dan memperhatikan cerita yang sedang dibacakan agar dapat memahami jalan cerita dan mengikuti alur cerita dengan baik. Kemampuan konsentrasi yang baik akan membawa manfaat dalam belajar dan kegiatan lainnya di masa depan.

Cerita anak memiliki manfaat yang besar dalam perkembangan anak-anak, baik dalam hal bahasa, kreativitas, pemikiran, dan nilai-nilai kehidupan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan pendidik untuk menghadirkan cerita anak dalam kehidupan anak-anak dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk membaca, mendengarkan, dan menikmati cerita anak tersebut.

Rekomendasi Buku Cerita Anak

Berikut adalah beberapa rekomendasi buku cerita anak yang dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan minat baca dan pemahaman anak-anak:

1. “Kisah Si Kancil dan Buaya” karya Asma Nadia. Buku ini mengisahkan petualangan Si Kancil yang cerdik dan pandai menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, termasuk ketika bertemu dengan Buaya yang ingin memakan Si Kancil. Melalui cerita ini, anak-anak dapat belajar tentang kecerdikan, keberanian, dan cara menghadapi masalah.

2. “Si Comel: Petualangan di Taman Hewan” karya Aleta Azora. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan Si Comel, seekor anak kucing yang penasaran, ke taman hewan. Di sana, Si Comel bertemu dengan berbagai hewan dan belajar tentang kehidupan mereka. Cerita ini akan mengajarkan anak-anak tentang kehidupan binatang dan pentingnya menjaga lingkungan

3. “Petualangan Si Kembar: Misteri di Pulau Terpencil” karya Erlyna. Buku ini mengisahkan petualangan dua saudara kembar, Alex dan Bella, yang terdampar di sebuah pulau terpencil. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan dan mengungkap misteri yang ada di pulau tersebut. Cerita ini akan melatih keterampilan pemecahan masalah dan kreativitas anak-anak.

4. “Ballon Safari” karya Widi Widayat. Buku ini mengajak anak-anak untuk mengikuti petualangan bersama Piter, seorang anak penjual balon yang mimpinya adalah naik ke udara dengan balon-balonnya. Petualangan ini akan mengajarkan anak-anak tentang keberanian, kepercayaan diri, dan impian.

5. “Kutu Buku: Petualangan di Perpustakaan” karya Akbar Adhiutama. Buku ini mengisahkan petualangan seorang kutu buku yang penasaran dengan dunia luar. Dia berpetualang di perpustakaan dan bertemu dengan berbagai buku dan tokoh cerita lainnya. Cerita ini akan menginspirasi anak-anak untuk mencintai buku dan membaca.

Semua buku di atas adalah contoh contoh bacaan yang menghibur dan mendidik untuk anak-anak. Dengan menghadirkan buku cerita anak dalam kehidupan anak-anak, kita dapat membantu mereka mengembangkan minat baca dan memperluas pengetahuan mereka. Buku cerita anak juga dapat menjadi sarana untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak, membaca cerita bersama, dan membahasnya.


Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.

Tahukah Anda?