Sikap Moody: Mengenal Penyebab dan Cara Mengatasinya


Pengertian Moody

Sikap moody merupakan kondisi di mana seseorang mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem. Pada kondisi ini, seseorang yang awalnya merasa senang dan bahagia tiba-tiba berubah menjadi sedih atau cemberut. Beberapa kasus bahkan menunjukkan bahwa ada yang mengalami sesak di dada atau diam dan cemberut.

Sebagai manusia, kita semua mengalami perubahan suasana hati sesekali. Hal ini adalah normal dan terjadi sebagai respon alami terhadap situasi atau lingkungan sekitar kita. Hormon dan faktor lainnya juga dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Namun, jika perubahan suasana hati terjadi terlalu sering dan tidak dapat dikendalikan, maka hal ini bisa menjadi masalah yang tidak baik dan perlu diperhatikan.

Moody bukanlah sesuatu yang buruk atau salah, tetapi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kita semua memiliki perasaan dan emosi yang berbeda-beda, dan itu termasuk mood yang fluktuatif. Namun, jika mood tersebut berubah terlalu sering atau secara drastis, maka itu bisa menjadi tanda ada masalah di dalam diri seseorang.

Sikap moody juga lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, dan biasanya lebih banyak dialami oleh orang yang berusia antara 16 hingga 24 tahun. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan hormon pada masa remaja atau kondisi psikologis yang sedang berlangsung.

Selain itu, seseorang yang memiliki gangguan mood yang terus-menerus atau ekstrem juga bisa mengalami gangguan suasana hati atau mood disorder. Gangguan ini dapat mempengaruhi keadaan emosi seseorang secara signifikan. Ketidakstabilan mood yang ekstrem dapat mengakibatkan perubahan suasana hati yang berlebihan, baik itu kebahagiaan yang berlebihan, kesedihan yang berlebihan, atau perubahan otomatis antara dua perasaan tersebut dalam rentang waktu yang cukup lama.

Gangguan mood ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti sekolah, bekerja, berinteraksi sosial, dan masih banyak lagi. Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan mood dapat memicu perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, bahkan hingga memunculkan keinginan untuk bunuh diri. Selain itu, gangguan mood juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit fisik, seperti penyakit jantung dan diabetes.

See also  Ide Dekorasi Ulang Tahun Anak Perempuan dan Laki-Laki

Namun, penting untuk membedakan antara seseorang yang moody dengan seseorang yang memiliki gangguan mood seperti bipolar. Bipolar adalah kondisi yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem, di mana seseorang mengalami periode mood yang sangat tinggi (mania) dan periode mood yang sangat rendah (depresi). Perubahan mood pada penderita bipolar jauh lebih intens dan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan seseorang yang hanya sedang moody. Penderita bipolar juga cenderung mengalami gangguan dalam berinteraksi sosial, pendidikan, karir, dan kesehatan secara umum.

Faktor-Faktor Terjadinya Moody

Sikap moody dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal dari individu tersebut. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi moody antara lain:

1. Ketidakseimbangan hormon di tubuh

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi moody adalah ketidakseimbangan hormon di tubuh. Pada wanita, perubahan suasana hati yang terjadi saat PMS (Pre-Menstrual Syndrome) atau haid bisa disebabkan oleh fluktuasi hormon estrogen. Pada saat-saat tertentu, kadar estrogen wanita dapat naik atau turun secara drastis, yang dapat memicu perubahan suasana hati yang ekstrem.

Selain itu, hormon lain seperti hormon tiroid juga dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Jika kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik dan tidak menghasilkan hormon yang cukup, hal ini juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang signifikan.

2. Stres dan kelelahan

Stres dan kelelahan juga menjadi faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi moody. Saat seseorang mengalami stres atau merasa lelah, tubuh dan pikiran akan menjadi rentan dan mudah terpengaruh oleh perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Terlalu banyak beban kerja, tekanan dari lingkungan, atau kurang tidur dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah marah, sedih, atau cemberut.

Stres juga dapat berdampak langsung pada kesehatan tubuh dan pikiran seseorang. Jika seseorang terus-menerus mengalami stres yang tidak terpecahkan, hal ini dapat menyebabkan tekanan emosional yang berlebihan, kecemasan, dan bahkan depresi.

See also  Pikiran Negatif: Penyebab, Efek, dan Cara Mengatasinya

3. Gangguan kejiwaan

Gangguan kejiwaan atau psikologis juga dapat menjadi penyebab seseorang menjadi moody. Beberapa gangguan kejiwaan seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), depresi, dan bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Penderita ADHD, misalnya, bisa mengalami perubahan emosi yang tiba-tiba dan tidak terkendali. Sedangkan penderita depresi dapat mengalami suasana hati yang sedih, apatis, atau bahkan tidak tertarik pada hal-hal yang biasanya disukai.

Jika seseorang mengalami gangguan kejiwaan atau psikologis, penting untuk segera mencari bantuan profesional, seperti psikiater atau psikolog. Gangguan kejiwaan membutuhkan penanganan yang serius dan perawatan jangka panjang untuk membantu individu dalam mengelola suasana hati dan suasana mental mereka.

4. Perubahan fisik dan hormon selama masa pubertas

Selama masa pubertas, anak-anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan emosional yang signifikan. Pada masa ini, hormon seks seperti estrogen dan testosteron mulai diproduksi dalam jumlah yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Perubahan fisik dan hormon yang terjadi selama pubertas juga dapat memicu perasaan tidak nyaman dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba.

Masa pubertas adalah saat-saat yang penting dalam perkembangan seorang individu. Perubahan fisik dan hormon yang terjadi dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan dukungan dan pemahaman yang tepat kepada anak-anak selama masa pubertas ini agar mereka dapat mengelola perubahan emosi dan suasana hati dengan baik.

Dampak Moody

Sikap moody dapat memiliki dampak yang signifikan, baik bagi individu yang mengalaminya maupun bagi orang di sekitarnya. Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat sikap moody adalah:

1. Kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial: Seseorang yang sedang moody cenderung sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem dapat membuat seseorang menjadi tidak sabar, mudah marah, atau cemberut. Hal ini dapat mengganggu hubungan sosial dan mempengaruhi kualitas komunikasi dengan orang lain. Orang di sekitar mungkin akan kesulitan memahami dan menghadapi sikap moody tersebut.

See also  Arti Cepu dalam Bahasa Gaul Beserta Kata Gaul Lain dan Artinya

2. Penurunan kualitas hubungan interpersonal: Sikap moody dapat mempengaruhi kualitas hubungan interpersonal seseorang. Kondisi ini dapat menyebabkan ketegangan, konflik, atau bahkan pertengkaran dengan keluarga, teman, atau pasangan. Seseorang yang moody cenderung tidak stabil dan sulit diprediksi, sehingga hubungan dengan orang lain bisa menjadi tidak harmonis.

3. Pengaruh negatif pada kesehatan mental dan fisik: Perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Seseorang yang sering mengalami sikap moody dapat merasa stres, cemas, atau depresi. Hal ini dapat mempengaruhi tidur, nafsu makan, dan pola hidup sehari-hari. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terkena gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan atau depresi, serta gangguan kesehatan fisik seperti penyakit jantung atau diabetes.

4. Gangguan dalam kehidupan sehari-hari: Sikap moody dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Seseorang yang moody cenderung sulit berkonsentrasi, mudah terganggu, atau sulit untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja di sekolah atau pekerjaan, serta kemampuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dalam jangka panjang, sikap moody yang berlebihan dapat menghambat perkembangan pribadi dan merugikan kesuksesan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.

Penting untuk diingat bahwa sikap moody yang berlebihan atau terus-menerus bukanlah hal yang normal dan dapat berdampak negatif bagi individu yang mengalaminya. Jika seseorang merasa kesulitan mengendalikan mood atau menghadapi perubahan suasana hati yang ekstrem, disarankan untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Temui dan konsultasikan masalah yang sedang dialami agar dapat mendapatkan tindakan yang tepat untuk mengelola sikap moody dan meningkatkan kesejahteraan mental.


Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.

Tahukah Anda?

Leave a Reply