
N.H. Dini dan Karya-karyanya yang Legendaris
Berita duka datang dari dunia sastra Indonesia. Salah seorang sastrawan legendaris Tanah Air, Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, atau yang lebih dikenal dengan nama panggilan N.H. Dini, telah mengembuskan nafas terakhirnya pada Selasa sore, tanggal 4 Desember 2018 kemarin. Beliau wafat di usia 82 tahun akibat kecelakaan yang menimpanya di ruas Jalan Tol Tembalang Kilometer 10, Semarang, Jawa Tengah. Kepergian N.H. Dini merupakan kehilangan yang sangat mendalam bagi dunia sastra Indonesia.
Sebelum meninggalkan kita, N.H. Dini telah meninggalkan warisan berupa karya-karya sastra yang begitu berharga. Beliau adalah salah satu penulis yang masih eksis berkarya hingga di usia senja. Keaktifannya dalam menulis begitu luar biasa, terbukti dengan jumlah buku yang beliau hasilkan yang mencapai 40 judul. Belum lagi fakta bahwa N.H. Dini baru-baru ini merilis karya terbarunya berjudul “Gunung Ungaran: Lerep di Lerengnya, Banyumanik di Kakinya” pada awal tahun 2018. Siapa sangka, novel tersebut akan menjadi karya terakhir yang beliau rilis sebelum dipanggil oleh Tuhan.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan mengulas lebih dekat mengenai beberapa karya legendaris N.H. Dini yang menjadi favorit masyarakat Indonesia. Buku-buku ini telah menghasilkan respon positif dari pembaca dan telah menunjukkan kepiawaian beliau dalam menggambarkan realitas kehidupan melalui literature. Berikut adalah lima karya terpopuler dari N.H. Dini:
1. “Pada Sebuah Kapal”
Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1972, namun terus populer mengikuti perkembangan zaman sehingga terus dicetak ulang dengan cover yang lebih modern. Cerita dalam buku ini menggoyang pemahaman manusia yang selama ini kita yakini. N.H. Dini dalam novel ini mengajak pembaca untuk memahami dan menghayati hakikat perempuan dalam sebuah novel. Konon, novel ini menjadi puncak kejayaan N.H. Dini sebagai seorang penulis.
Novel “Pada Sebuah Kapal” menyajikan cerita yang begitu kompleks namun tetap memikat. N.H. Dini dengan mahir membangun latar belakang dan karakter-karakter yang kuat. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk merenung tentang peran, status, dan perjuangan seorang perempuan dalam masyarakat. Buku ini tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga memberi wawasan baru tentang kedalaman perasaan wanita.
2. “Namaku Hiroko”
Buku ini menceritakan kisah hidup N.H. Dini ketika harus mengikuti suaminya yang merupakan seorang diplomat berkebangsaan Prancis ke Jepang. Selain itu, cerita dalam buku ini juga menceritakan tentang seorang wanita bernama Hiroko, yang merupakan seorang wanita simpanan seorang pria beristri. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1977 dan masih beredar di pasaran hingga sekarang.
Dalam “Namaku Hiroko”, N.H. Dini menggambarkan perjuangan seorang wanita dalam menjalani cinta yang tabu. Melalui karakter Hiroko, beliau mengajak pembaca untuk merenung tentang moralitas, kesetiaan, dan konsekuensi dari sebuah hubungan terlarang. Novel ini mengusik emosi pembaca dan menghadirkan berbagai pertanyaan moral yang sulit dijawab.
3. “Orang-orang Tran”
Novel ini terbit pada tahun 1983 dan menceritakan kisah seorang transmigran budiman yang berjuang untuk bertahan hidup di daerah yang jauh dari kampung halaman mereka. Melalui cerita ini, N.H. Dini menggambarkan realitas keras dari janji-janji kosong pemerintah dan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh transmigran.
Dalam “Orang-orang Tran”, N.H. Dini tidak hanya menggambarkan perjuangan dan ketahanan fisik transmigran, tetapi juga menggali sisi emosional dan psikologis mereka. Beliau mengajak pembaca untuk merasakan apa yang mereka rasakan, mengalami kehidupan mereka melalui imajinasi dan empati. Novel ini memberikan sudut pandang yang berbeda tentang transmigrasi, yang sering kali hanya terdengar dari sudut pandang pemerintah.
4. “Pertemuan Dua Hati”
“Pertemuan Dua Hati” merupakan novel yang mengisahkan seorang wanita yang memiliki panggilan hidup untuk menjadi seorang guru. Wanita tersebut rela memertaruhkan profesinya demi membimbing seorang anak badung. Buku ini diterbitkan pada tahun 1986 dan sarat akan pesan moral kehidupan.
Melalui karakter utamanya, N.H. Dini menggambarkan kekuatan dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Novel ini mengajak pembaca untuk bertanya pada diri sendiri tentang makna sejati hidup dan nilai-nilai yang harus kita pertahankan. Pesan moral yang disampaikan melalui kisah “Pertemuan Dua Hati” sangat tepat sebagai amunisi untuk menghadapi permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
5. “Hati yang Damai”
Novel “Hati yang Damai” menceritakan kisah seorang wanita yang sudah menikah, namun tidak benar-benar mencintai suaminya. Suatu saat, suaminya mengalami kecelakaan dan cinta lamanya datang kembali. Hal ini menggoyahkan kehidupan rumah tangga yang sudah ia bangun dengan suaminya. Melalui novel ini, N.H. Dini mengisahkan peristiwa perselingkuhan yang melibatkan seorang istri dalam cinta segi tiga.
Dalam “Hati yang Damai”, N.H. Dini menggambarkan perjalanan hati seorang wanita yang terjebak dalam hubungan yang rumit. Beliau menggali sisi emosional dan psikologis dari karakter utama, serta mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas manusia dan hubungan antara cinta dan kedamaian hati. Dalam novel ini, N.H. Dini menyampaikan pesan bahwa dalam perjuangan mencari cinta sejati, seseorang harus mengutamakan keselarasan dan kedamaian hati.
Selain kelima karya di atas, N.H. Dini juga telah menerbitkan banyak buku lain yang tak kalah menarik. Buku-bukunya selalu mendapat respon positif dari masyarakat luas, termasuk kalangan cendekiawan. Karya-karyanya selalu memberikan wawasan baru, keindahan bahasa, dan sentuhan emosional yang kuat.
Dengan kepergian N.H. Dini, sastra Indonesia telah kehilangan salah satu sosok penting yang telah memberikan sumbangsih besar dalam pengembangan kesusastraan. Kehadirannya dalam dunia sastra telah meninggalkan warisan berharga yang akan dikenang sepanjang masa. Melalui karya-karyanya, beliau telah menggali berbagai realitas kehidupan, mempertanyakan konvensi sosial, dan mengajak kita untuk menyelami kompleksitas eksistensi manusia.
Kepergian N.H. Dini juga meninggalkan pesan yang dalam bagi kita semua. Beliau pernah berkata, “Kesedihan tidak untuk dipampangkan kepada semua orang. Itu adalah sesuatu yang seharusnya diimpit-diindit, diselinapkan di balik lapisan penutup. Karena kesedihan adalah hal yang sangat pribadi, seperti rahasia, harus disembunyikan dari pandang orang lain.” Kata-kata ini mencerminkan kearifan dan kebijaksanaan beliau dalam menyikapi perasaan dan emosi.
Terima kasih N.H. Dini atas sumbangsihmu yang besar dalam dunia sastra Indonesia. Karya-karyamu akan selalu dikenang dan menginspirasi generasi-generasi selanjutnya. Semoga arwahmu mendapatkan kedamaian dan tempat yang layak di sisi Tuhan. Selamat jalan, sastrawan legendaris, N.H. Dini.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.