
Apa itu Dongeng? Pengertian, Ciri, Struktur, dan Unsur-unsurnya
A. Pengertian Dongeng Berdasarkan Para Ahli
1. Menurut James Danandjaja
Menurut James Danandjaja, dongeng merupakan suatu cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empu cerita. Dongeng ini tidak terikat oleh suatu tempat atau waktu. Sebab dongeng diceritakan untuk menghibur. Dongeng ini juga bisa diceritakan secara berulang-ulang karena memiliki pesan moral yang dapat diterima oleh pendengar.
2. Menurut Poerwadarminta
Berdasarkan Poerwadarminta, dongeng merupakan cerita mengenai kejadian zaman dahulu yang aneh atau cerita yang tidak benar terjadi. Dongeng diceritakan dengan tujuan menghibur meskipun banyak pula yang menggambarkan kebenaran, berisi tentang pelajaran atau moral, dan bahkan sindiran. Pengisahan dongeng mengandung harapan, keinginan, dan nasihat baik yang tersirat maupun tersurat.
3. Charles Perrault
Menurut Charles Perrault, dongeng merupakan suatu cerita pendek tentang petualangan khayalan dengan situasi dan tokoh gaib dan luar biasa. Dongeng ini biasanya memiliki pesan moral yang dapat diambil oleh pembaca.
B. Ciri-Ciri Dongeng
Dongeng memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan cerita-cerita lainnya. Ciri-ciri ini berguna untuk mengidentifikasi apakah suatu cerita itu termasuk ke dalam kategori dongeng atau tidak.
1. Disebarkan Secara Lisan
Pada zaman dahulu, dongeng disebarkan secara lisan. Cerita ini diceritakan dari mulut ke mulut dan diteruskan dari generasi ke generasi. Dongeng memiliki keunikan dalam penyebarannya karena tidak ditulis dan hanya disampaikan melalui ucapan.
2. Disebarkan Dengan Waktu Cukup Lama
Dongeng menjadi populer dan dikenal oleh orang banyak karena disebarkan dengan waktu yang cukup lama. Mulai dari zaman nenek moyang, dongeng ini telah dikenal dan diceritakan kepada generasi selanjutnya. Karena penyebarannya secara lisan, dongeng ini dapat bertahan dan sampai ke telinga pendengar dengan waktu yang cukup lama.
3. Terdapat Beraneka Macam Versi
Karena penyebarannya dilakukan secara lisan, tidak jarang ada beraneka macam versi dari suatu dongeng. Setiap penutur memiliki cara dan gaya menceritakan yang berbeda-beda, sehingga cerita-cerita tersebut dapat berevolusi dan memiliki variasi yang berbeda.
4. Bersifat Anonim
Penulis atau pencipta dongeng umumnya tidak diketahui. Dongeng ini selalu dikenal dan populer di masyarakat, tetapi tidak ada yang tahu siapa yang menjadi penulis pertama kalinya. Meskipun demikian, dongeng ini menjadi milik bersama dan semua orang dapat merasa memiliki cerita tersebut.
5. Mempunyai Pola
Dongeng umumnya memiliki pola atau struktur tertentu. Misalnya, dongeng memiliki kata klise sebagai pengantar, memiliki kata pembukaan yang khas, dan juga penutup yang baku. Hal ini membuat dongeng terasa khas dan mudah dikenali oleh pembaca atau pendengar.
6. Memiliki Fungsi
Dongeng memiliki fungsi dan kegunaan di dalam kehidupan masyarakat. Dongeng dapat berfungsi sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi akan keinginan yang terpendam. Dongeng juga dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak-anak.
7. Memiliki Sifat Pralogis atau Logika
Dongeng memiliki sifat pralogis atau logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum atau logika di luar nalar manusia. Tokoh-tokoh dalam dongeng seringkali memiliki kekuatan atau kemampuan yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Hal ini membuat dongeng terasa magis dan misterius.
8. Menjadi Milik Bersama
Sebab tidak diketahui siapa yang menjadi penulis maupun pencipta pertama kalinya, dongeng menjadi cerita milik bersama. Orang-orang dapat merasa memiliki dongeng ini dan merasa terhubung dengan cerita tersebut.
9. Memiliki Sifat Polos
Dongeng umumnya memiliki sifat polos dan lugu. Cerita dongeng seringkali memiliki bahasa yang sederhana dan tidak rumit. Hal ini membuat cerita dongeng terasa akrab dan dapat diterima oleh berbagai kalangan usia.
10. Penokohan yang Tidak Mendetail
Di dalam dongeng, penokohan tokoh-tokoh cerita tidak dijelaskan secara mendetail. Karakteristik fisik maupun psikologis tokoh tidak diperinci. Hal ini memberikan kebebasan kepada pembaca atau pendengar untuk membayangkan dan menginterpretasikan tokoh sesuai dengan imajinasi mereka.
C. Struktur Dongeng
Dalam penulisan dongeng, terdapat struktur baku yang harus diikuti. Struktur ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi peristiwa, dan penutup.
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian pengantar dalam sebuah dongeng. Bagian ini berfungsi untuk menggambarkan dengan ringkas isi cerita dongeng yang akan disampaikan. Pendahuluan juga dapat menciptakan ketertarikan dan memancing minat pembaca atau pendengar untuk terus membaca atau mendengarkan cerita dongeng.
2. Isi Peristiwa
Isi peristiwa merupakan bagian utama dalam cerita dongeng. Bagian ini mengisahkan tentang rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita. Cerita ini biasanya memiliki alur yang menarik dan mengandung konflik yang perlu diselesaikan oleh tokoh cerita.
3. Penutup
Penutup merupakan bagian akhir dalam sebuah dongeng. Pada bagian ini, cerita akan mencapai akhir dengan membawa pesan moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Penutup juga dapat memberikan kesan yang mendalam kepada pembaca atau pendengar.
D. Unsur-Unsur Dongeng
Dalam sebuah dongeng, terdapat beberapa unsur intrinsik yang saling melengkapi satu sama lainnya. Unsur-unsur ini membantu dalam menyampaikan pesan moral atau pesan yang ingin disampaikan melalui cerita dongeng. Berikut adalah beberapa unsur yang ada dalam sebuah dongeng:
1. Tema
Tema merupakan gagasan atau ide utama yang menjadi dasar cerita dongeng. Tema dapat berupa cerita tersirat atau cerita yang terungkap secara langsung dalam cerita.
2. Latar
Latar merupakan keterangan tentang tempat, waktu, dan suasana yang menjadi setting cerita dongeng. Latar dapat membantu pembaca atau pendengar untuk memahami konteks cerita dan suasana yang sedang terjadi.
3. Alur
Alur adalah urutan peristiwa yang terjadi dalam cerita dongeng. Alur menceritakan bagaimana rangkaian peristiwa di dalam cerita saling berkaitan dan memberikan kejelasan terhadap cerita tersebut.
4. Tokoh
Tokoh adalah karakter-karakter dalam cerita dongeng yang menjadi pelaku atau pemeran dalam cerita. Tokoh ini dapat berupa manusia, hewan, atau makhluk fantastik lainnya.
5. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang dalam menunjukkan sifat dan karakteristik dari tokoh-tokoh dalam cerita dongeng. Penokohan dapat menggambarkan watak, kepribadian, dan kondisi fisik tokoh-tokoh tersebut.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang dalam menempatkan dirinya saat menulis cerita dongeng. Sudut pandang dapat menjadi orang pertama (sudut pandang tokoh utama), orang ketiga (sudut pandang pengamat), atau sudut pandang yang tidak terbatas.
7. Majas
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan dalam cerita dongeng untuk memberikan efek tertentu pada pembaca atau pendengar. Majas dapat berupa perumpamaan, sindiran, atau gaya bahasa lainnya yang membuat cerita lebih hidup dan menarik.
8. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembacanya melalui cerita dongeng. Amanat dapat berupa pelajaran hidup, moralitas, atau pesan-pesan lain yang berguna bagi pembaca atau pendengar.
E. Bagaimana Penulisan Cerita Dongeng
Setelah mengetahui pengertian, ciri-ciri, struktur, dan unsur-unsur dongeng, Anda dapat mencoba menulis cerita dongeng sendiri. Berikut adalah beberapa tips dalam menulis cerita dongeng:
1. Menentukan Tokoh
Sebelum menulis cerita dongeng, tentukan terlebih dahulu siapa tokoh-tokoh yang akan muncul dalam cerita. Tokoh ini dapat berupa manusia, hewan, atau makhluk fantastik lainnya. Pilihlah tokoh yang menarik dan sesuai dengan tema cerita yang ingin disampaikan.
2. Menciptakan Konflik
Setiap cerita dongeng memiliki konflik yang menjadi pendorong cerita. Ciptakan konflik dalam cerita dongeng Anda untuk menarik perhatian pembaca atau pendengar. Konflik ini dapat berupa pertentangan antara tokoh-tokoh, pertarungan melawan kejahatan, atau konflik batin tokoh utama.
3. Menentukan Alur dan Setting Cerita
Setelah menentukan tokoh dan konflik, selanjutnya tentukan alur dan setting cerita. Tentukan bagaimana alur cerita berlangsung, apa saja peristiwa yang akan terjadi, dan bagaimana tokoh-tokoh mengatasi konflik yang dihadapi. Pilihlah setting cerita yang menarik dan sesuai dengan tema cerita yang ingin disampaikan.
4. Tulis Cerita
Setelah semua unsur terpenuhi, tulislah cerita dongeng tersebut. Gunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Anda dapat melukiskan alur cerita dengan detail atau membuat narasi dan dialog yang menarik. Pilihlah sudut pandang yang menarik dan sesuai dengan cerita yang ingin disampaikan. Jangan lupa untuk menyampaikan pesan moral melalui cerita tersebut.
5. Banyak Membaca
Sebelum menulis cerita dongeng, disarankan untuk membaca banyak dongeng yang telah ada. Hal ini akan memberikan inspirasi dan pemahaman tentang struktur dan gaya penulisan dongeng. Dengan membaca, Anda juga dapat melihat variasi dalam penggunaan tema, alur, dan karakter dalam cerita dongeng.
6. Berlatih
Seperti halnya dalam segala hal, latihan merupakan kunci kesuksesan. Terus berlatih dalam menulis cerita dongeng untuk meningkatkan kemampuan penulisan Anda. Bacalah cerita dongeng yang telah Anda tulis kepada orang lain untuk mendapatkan umpan balik dan saran yang dapat memperbaiki cerita Anda.
F. Jenis-Jenis Dongeng
Dalam dunia dongeng, terdapat beberapa jenis-jenis yang perlu diketahui. Berikut adalah beberapa jenis dongeng yang populer:
1. Mite atau Mitos
Mite atau mitos adalah jenis dongeng yang menggambarkan tentang makhluk halus seperti jin, setan, hantu, dan lain sebagainya. Cerita yang termasuk dalam mite atau mitos adalah cerita tentang kekuatan magis, perjalanan ke dunia gaib, dan interaksi dengan mahluk halus.
2. Sage
Sage adalah jenis dongeng yang menceritakan kisah sejarah tokoh atau pahlawan. Cerita dalam sage seringkali menggambarkan kepahlawanan, keberanian, dan kisah-kisah heroik lainnya. Contoh dari sage ini adalah cerita tentang pahlawan legendaris seperti Sangkuriang, Joko Tarub, atau Raden Wijaya.
3. Fabel
Fabel adalah jenis dongeng yang menggambarkan kehidupan hewan-hewan dan memberikan pesan moral melalui perilaku hewan-hewan tersebut. Hewan-hewan dalam fabel seringkali memiliki sifat dan karakteristik manusia. Contoh dari fabel adalah cerita tentang kancil dan buaya, semut dan belalang, atau burung gagak dan burung merak.
4. Legenda
Legenda adalah jenis dongeng yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat sebagai cerita yang benar-benar terjadi. Meskipun begitu, legenda tidak dianggap sakral dan seringkali menjadi cerita populer di masyarakat. Contoh dari legenda adalah cerita tentang Batu Menangis, Lutung Kasarung, atau Danau Toba.
5. Parabel
Parabel adalah jenis dongeng yang mengandung pesan-pesan moral atau pendidikan tersirat. Cerita dalam parabel seringkali memberikan pelajaran hidup atau mengkritik keadaan sosial saat itu. Contoh dari parabel adalah cerita tentang Malin Kundang yang mengajarkan tentang pentingnya berbakti kepada orang tua.
Dalam menulis cerita dongeng, pilihlah jenis dongeng yang sesuai dengan tema yang ingin disampaikan dan sesuai dengan audiens yang dituju. Setiap jenis dongeng memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri dan dapat memberikan pesan yang berbeda pula.
Selain membaca blog karir Aikerja, follow juga akun instagram aikerja untuk informasi terbaru seputar lowongan kerja, dan dunia kerja.